SERANG, BINGAR.ID – Jumlah penderita myopia atau rabun jauh selama pandemi Covid-19, mengalami peningkatan yang signifikan. Tercatat selama tahun 2020, anak usia 6-8 tahun ternyata 3 kali lipat lebih rawan terkena myopia dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Padahal, sebelum adanya pandemi Covid-19, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksikan 40 persen dari populasi dunia atau sekitar 3,3 miliar jiwa akan menderita myopia pada 2030 mendatang.
Baca juga: Seorang Anak di Pandeglang Alami Penyakit Aneh, Sekujur Tubuhnya Melepuh
Hal itu diutarakan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten, Ati Pramudji Hastuti ketika membuka Seminar dan Workshop Myopia Screening Center disalah satu hotel di Kota Serang, Rabu (24/11/2021).
Dirinya membeberkan, faktor dari peningkatan itu lantaran aktivitas di luar ruangan jauh berkurang, sementara ketergantungan terhadap gawai atau gadget semakin tinggi. Selama pandemi anak-anak menjalankan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), sementara kelompok dewasa mayoritas Work From Home (WFH).
“Penderitanya bervariasi, hampir terjadi disemua kalangan, terutama di kalangan anak-anak,” sebutnya.
Baca juga: Diduga Mengidap Penyakit Diabetes, Seorang Ibu Rumah Tangga Lakukan Percobaan Bunuh Diri
Ati menjelaskan, untuk menekan pengidap rabun jauh itu, 246 Puskesmas di Banten ditekankan untuk melakukan skrining. Karena tidak ada yang pernah tahu siapa saja yang berpotensi terjadi kelainan pada mata atau myopia.
“Program dari provinsi, setiap kabupaten kota, kami meminta 246 Puskesmas untuk melakukan skrining. Karena kita tidak pernah tahu siapa saja yang berpotensi terjadi kelainan pada mata atau myopia,” tutupnya. (Ahmad/Red)