PANDEGLANG, BINGAR.ID – Ojek online sudah tidak asing di telinga sebagian masyarakat, di kota-kota besar banyak yang memanfaatkan transportasi berbasis online ini untuk berbagai macam kebutuhan.
Namun Ojek online bermodal besar seperti Go-Jek belum ekspansi ke daerah-daerah perkampungan secara merata. Sehingga hal itu menjadi sebuah peluang usaha baru bagi sebagian masyarakat.
Seperti yang dilakukan oleh sejumlah pemuda yang berada di Buffer Zone KEK Tanjung Lesung, Pandeglang, mereka mulai merintis Ojek online di daerah tersebut untuk mempermudah masyarakat mendapatkan berbagai kebutuhan.
Awalnya, Ojek online yang diberi nama Kojek ini hanya untuk melayani tamu yang berkunjung ke wilayah Tanjung Lesung, yang kadang kesulitan mencari spot wisata di daerah Buffer Zone KEK Tanjung Lesung.
“Awal merinrintisnya tahun 2019, saat itu ada pelancong yang ingin mengetahui spot-spot wisata di daerah Buffer Zone. Disana saya mulai berpikir kenapa tidak membuat layanan antar wisatawan melalui ojek, sambil mengenalkan daerah kami,” kata Owner Kojek, Karim Amrullah, Jumat (15/5/2020).
Karim mengaku tidak mudah merintis usaha tersebut. Apalagi, Ojek online yang dia rintis belum begitu familiar, ditambah hanya mengandalkan pesan whatsApp. Selain itu, wisata pantai di Pandeglang selatan belum sepenuhnya bangkit pasca Tsunami Selat Sunda 2018 lalu.
“Sulit juga membangunya dengan segala keterbatasan. Ditambah wisata kita masih terpuruk,” ujarnya.
Meski demikian, pria berumur 26 tahun itu tidak menyerah untuk terus mempromosikan Kojek melalui relasinya. Alhasil kedudukannya sebagai Ketua Pokdarwis di Desa Tanjungjaya, Kecamatan Panimbang membawa pengaruh positif pada rintisan ojek nya.
Namun, saat Pandemi Covid-19 seperti saat ini, Ojek online nya pun mengalami kemunduran. Sehingga Kojek pun mulai merubah layanan seperti pesan antar makanan.
“Puncak omzet mulai terasa itu sekarang, saat Pandemi Covid-19, ditambah bulan Suci Ramadhan. Itu membawa berkah bagi kami,” jelasnya.
Mitra Merasa Terbantu
Karim mengaku cukup bangga dengan jerih payah yang dia dapatkan. Karena banyak orang yang merasa terbantu dengan hadirnya Kojek di Buffer Zone KEK Tanjung Lesung, terutama untuk mitra Ojek dan pengolah makanan.
Untuk Ojek yang bermitra dalam melayani masyarakat hanya ada 3-5 Ojek, sedangkam untuk mitra pengolah makanan ada 20 orang.
“Ojek setiap harinya mendapat penghasilan Rp100-150 ribu. Sedangkan mitra pengolah makanan, mereka mengaku omzetnya naik,” ungkapnya.
Terus Dikembangkan
Menurut Karim, Kojek akan terus mengembangkan layanannya ke daerah-daerah di luar Buffer Zone KEK Tanjung Lesung, karena saat ini sudah ada masyarakat maupun Ojek Pangkalan yang ingin bergabung dengan Kojek.
“Kedepan saya akan coba kembangkan ke daerah-daerah di luar Buffer Zone. Saat ini, memang sudah ada yang ingin bergabung seperti di Labuan dan Cibaliung,” pungkasnya. (Fauzan/Red)