BINGAR.ID – Allah SWT memberikan kemudahan bagi hambanya yang ingin bertobat selama dosanya ini tidak terkait dengan hak-hak anak Adam, seperti dosa perampokan, pencurian, dan korupsi. Pertobatan tidak perlu upacara khusus, mendatangi kiai, apalagi membayar.
Dalam hal ini, Allah SWT telah mengaruniai setiap manusia kekuatan batin berupa kesadaran yang selalu timbul dalam hati setiap manusia yang melakukan kesalahan serta penyimpangan.
Allah SWT berfirman, ”Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedangkan mereka mengetahui.” (QS Ali Imran ayat 135).
Ahmad meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa suatu hari ada seorang lelaki datang kepada Umar bin Khattab. Lelaki itu lantas bercerita, ”Wahai Umar, ada seorang perempuan datang kepadaku untuk membeli dagangan. Karena aku terpikat kecantikannya, maka ia aku ajak masuk ke gudang, dan aku bermesraan dengannya.
Di dalam gudangku itu, semua perbuatan keji aku lakukan, kecuali senggama.” Umar pun mempertanyakan, ”Kecelakaan buatmu, adakah dia wanita yang ditinggal suaminya berjihad di jalan Allah?” Lelaki itu menjawab, ”Ya, benar.”
Kemudian masalah ini dibawa kepada Abu Bakar Shiddiq. Abu Bakar pun berkata sebagaimana Umar. Akhirnya, ia dibawa kepada Rasulullah SAW. Maka, tidak lama kemudian, Allah SWT menurunkan ayat.
”Dan dirikanlah salat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.”
Firman Allah itu termuat dalam Surat Hud ayat 114. Lelaki itu bertanya, ”Wahai Rasulullah, adakah keringanan ini khusus buatku saja?” Rasulullah menjawab, ”Untuk seluruh umatku.”
Dalam hadis yang diriwayatkan Imam Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda, ”Tiap anak Adam adalah pembuat kesalahan, dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah ia yang segera bertobat.” Bagi seorang manusia, melakukan kesalahan, penyelewengan, dan pelanggaran adalah hal biasa.
Bahkan, tidak ada satu pun manusia yang bersih dari berbuat dosa. Lebih lagi, manusia dilahirkan di dunia ini untuk menghadapi berbagai ujian dan cobaan, godaan dan gangguan, serta tantangan dan hambatan. Karenanya, Allah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang senantiasa memberi kesempatan kepada manusia untuk bangkit meneruskan perjalanan menuju keridhaan-Nya. (*Ahmad/Red).