PANDEGLANG, BINGAR.ID – Jadwal pembangunan jalan Tol Serang-Panimbang Seksi III kembali molor. Semula jalan tol yang menghubungkan Cileles di Kabupaten Lebak sampai Panimbang di Kabupaten Pandeglang akan dimulai Januari 2022.
Namun sampai saat ini, proyek yang menjadi penghubung menuju Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung tak kunjung dimulai. Alasannya, karena belum juga mendapat restu dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Baca juga: Nasib Empat SDN Terdampak Tol Serang-Panimbang yang Diresmikan Jokowi Terkatung-katung
“Penggarapan sudah tanda tangan kontrak konstruksi di bulan November 2020. Cuma sampai sekarang Kemenkeu belum kasih izin untuk pelaksanannya. Mungkin karena ini pinjaman dari luar negeri, jadi perizinannya belum keluar sampai sekarang,” Kepala Tim Pejabat Pembuat Komitmen Tol Serang-Panimbang Ibrahim Hasan, Kamis (17/2/2022).
Molornya jadwal pengerjaan tersebut, diperkirakan juga akan memengaruhi wacana penyelesaian yang sebelumnya diharapkan selesai pada Desember 2023.
“Desember 2023 targetnya selesai, cuma sampai Februari 2022 belum dimulai. Sementara paling cepat pelaksanaan konstruksi 2 tahun. Jadi kontraktor minta reschedule, kalau memang Kemenkeu lama kasih izin. Mungkin targetnya digeser ke 2024. Tapi sejauh ini belum ada perubahan perencanaan,” bebernya.
Baca juga: Usai Tol Serang-Panimbang Seksi I Diresmikan, WH Minta Pembangunan Ruas Cileles-Panimbang Dipercepat
Selain belum keluarnya izin dari Kemenkeu, pembangunan jalan tol sepanjang 33 kilometer itu juga masih menyisakan persoalan. Sekitar 200 bidang tanah belum dibebaskan. Sebagian besar merupakan tanah milik instansi pemerintah, seperti Perhutani.
“Target kami (izin) Penlok (Penetapan Lokasi) habis di Juli, jadi semoga Juni 2022 sudah selesai 100 persen. Sekarang kami lagi kejar, semoga Kemenkeu anggarannya tersedia terus,” tutup Ibrahim.
Diketahui, Tol Serang-Panimbang Seksi III yang menelan anggaran hingga Rp4,5 triliun akan dikerjakan oleh tiga kontraktor, yakni Sino Road and Bridge Group, Adhi Karya, dan Wijaya Karya. PT. Sino yang berasal dari Tiongkok, akan mendapatkan pengerjaan sebanyak 50,5 persen dari total 33 KM. Sisanya akan dikerjakan oleh dua perusahaan BUMN, Adhi Karya dan Wijaya Karya. (Ahmad)