JAKARTA, BINGAR.ID – Presiden Joko Widodo (Jokowi) kurang puas dengan penurunan angka penderita stunting selama enam tahun hanya sekitar 10 persen. Untuk itu, presiden meminta percepatan penurunan stunting yang sudah menjadi program harus terus dipercepat.
”Data yang saya miliki ada perbaikan dalam prevalensi stunting dari 37% di 2013 menjadi 27,6% di 2019. Ini ada penurunan yang cukup lumayan, tetapi saya kira ini tidak cukup. Kita harus menurunkan lebih cepat lagi dan target kita sesuai yang saya sampaikan, saya berikan pada Menteri Kesehatan di 2024 kita harus bisa turun menjadi 14%,” tutur Presiden saat memimpin Rapat Terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (5/8/2020).
Baca juga: Dinkes Pandeglang Pesimis Masalah Stunting Terentaskan Tahun 2022
Data termutakhir dari hasil riset Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) 2019 mencatat bahwa jumlah balita stunting di Indonesia saat ini mencapai 27,67 persen. Artinya, terdapat 6.3 juta dari populasi 23 juta balita di Indonesia yang mengidap masalah stunting.
Jokowi menekankan kepada Kementerian Kesehatan fokus untuk dapat menurunkan stunting di sepuluh provinsi dengan prevalensi stunting tertinggi, yang meliputi Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Nusa Tenggara Barat, Gorontalo, Aceh, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Tengah.
”Untuk itu, saya juga ingin minta para gubernur nanti Mendagri juga bisa menyampaikan gubernur, bupati, wali kota sampai ke Kepala Desa, terutama untuk 10 provinsi tersebut supaya betul-betul bisa konsentrasi dan fokus untuk penurunan stunting,” ujar eks Gubernur DKI Jakarta itu.
Kepala Negara juga mengarahkan agar memastikan akses pelayanan kesehatan bagi ibu hamil maupun balita di Puskesmas dan Posyandu tetap berlangsung dan tidak berhenti di tengah pandemi ini.
”Yaitu pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil dan juga pemberian suplemen, Vitamin A bagi ibu yang menyusui dan makanan pendamping ASI,” imbuh presiden.
Lebih jauh ayah Kaesang Pangarep itu juga menjelaskan, dalam upaya penurunan angka stunting juga disambungkan dengan program perlindungan sosial.
”Terutama PKH, kemudian pembagian BPNT, dan juga pembangunan infrastruktur dasar yang menjangkau keluarga-keluarga yang tidak mampu,” pungkas pria penyuka musik metal itu.
Sementara Menteri Kesehatan, Terawan Putranto menyampaikan bahwa penurunan angka stunting tetap menjadi skala prioritas di tengah pandemi Covid-19.
”Jadi akan digerakkan untuk semua tetap bekerja dengan protokol kesehatan di dalam mengatasi pandemi Covid-19 ini dan untuk menyukseskan program-program stunting,” ujar Menkes.
Beberapa arahan presiden, menurut Menkes, fokus pertama di 10 daerah dulu, kemudian 10 provinsi, dan juga koordinasi antarkementerian dan lembaga.
”Bagaimana peran dari PKK, kemudian bagaimana peran dari PKH nanti akan dijelaskan oleh Pak Mensos. Pada hakikatnya ditujukan untuk mencapai penurunan angka stunting di 2024 menjadi 14%,” tutup Menkes. (Ahmad/Red)