PANDEGLANG, BINGAR.ID – Tak bisa dipungkiri, pembatasan aktivitas masyarakat di tengah pandemi Covid-19 berpengaruh juga pada aktivitas bisnis yang kemudian berimbas pada sektor perekonomian.
Banyak masyarakat terpaksa kehilagan pekerjaan akibat kena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan tak sedikit pula pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang gulung tikar akibat kehilangan pemasukan.
Keprihatinan ini ternyata tak semua dirasakan oleh semua orang, ,masih ada sebagian orang yang malah bernasib mujur di tengah pandemi Covid-19 berkat Janda Bolong.
Tanaman hias ini sejak tiga bulan terakhir banyak dicari oleh para penggemar tanaman. Bahkan tanaman yang memiliki nama latin Monstera ini banyak menyita perhatian publik karena harganya yang fantastis mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah.
Namun yang banyak dicari oleh kolektor adalah Janda Bolong yang memiliki variegata atau kelainan, seperti perbedaan warna dengan warna aslinya. Pada umumnya Variegata memiliki warna kuning, putih, merah muda dan coraknya tidak beraturan.
Meski demikian, maraknya masyarakat yang mencari Janda Bolong membuat dampak positif bagi penjual Janda Bolong yang asli atau tak memiliki variegata.
Hal itu dirasakan oleh Asep, penjual tanaman di Kampung Cipacung, Kelurahan Saruni, Kecamatan Majasari, Pandeglang, yang kerap kebanjiran pembeli setelah tanaman ini ramai diperbincangkan di Media Sosial (Medsos).
“Berkat Janda Bolong ramai di Medsos, akhirnya tanaman Janda Bolong lokal yang saya jual juga ramai dibeli,” kata Asep kepada Bingar.id, Senin (21/9/2020).
Bahkan lanjut Asep, sebelum tanaman ini ramai, ia hanya menjual tanaman itu diangka Rp20 ribu, setelah ramai. Asep pun menaikan harganya mencapai Rp50 ribu.
“Sebelum ramai paling Rp20 ribu, paling tinggi Rp25 ribu, sekarang mah alhamdulillah bisa dijual Rp50 ribu, selama Janda Bolong viral saya dapet untung juga udah lebih dari seratus pot terjual,” ungkapnya sumringah.
Tanaman Langka
Menurut Asep, Janda Bolong Variegata merupakan salah satu tanaman langka. Bahkan di Kabupaten Pandeglang yang masih memiliki banyak hutan sulit ditemukan. Mutasi yang terjadi secara alami di daun Janda Bolong sangatlah langka dan jarang, bahkan terjadinya 1 banding 1.000.000, sedangkan mutasi buatan lebih sedikit perbandingannya.
“Di Pandeglang susah untuk mencari itu, jangankan di Pandeglang di Bandung saja susah, karena Variegata itu faktor alam bukan buatan. Varigata dari daun sampai ke batang enggak bisa dibohongin kalau buatan pasti ketahuan, putihnya juga enggak normal, nanti keliatan juga pas tumbuh pucuk baru,” tandasnya. (David/Red)