SERANG, BINGAR.ID – Sunggung ironis, anak berusia 8 tahun bernama Muhammad Dudu Kholifah, putra dari Nurdinsyah (39) warga Kampung Cibatung, Desa Kadu Gedong, Kecamatan Mekarjaya, Kabupaten Pandeglang ini, mengalami gizi buruk selama hidupnya
Nurdinsyah mengaku, selama ini dirinya yang hidup bersama istri dan anak nya itu, bisa dikatakan jauh dari kata cukup secara ekonomi, sehingga putra tercintanya itu, menderita gizi buruk.
Baca Juga : 9 Kebiasaan Makan yang Berisiko Buruk Bagi Kesehatan
“Kehidupan ekonomi saya pas-pasan pak, atau kalau boleh jujur, mungkin jauh dari kata cukup. Tapi hidup harus terus berjalan, dan jujur saya juga tidak ingin anak saya seperti ini, tapi mau dikata apa lagi pak, inilah kehidupan,” aku Nurdinsyah, Selasa 10 September 2024.
Dikatakannya juga, bahwa selama ini dirinya tidak pernah mendapatkan bantuan sosial apa pun dari pemerintah, baik itu bantuan berupa sembako, bantuan pangan bergizi, Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Bantuan Sosial Tunai (BST), maupun Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD).
“Tiga tahun lalu di cek sama Puskesmas Mekarjaya. Tapi ngecek juga cuma masuk liat-liat dan foto-foto. Setelah itu tidak ada tindak lanjut sampai sekarang,” ungkapnya, saat ditemui di RSUD Banten.
Baca Juga : Angka Penderita Stunting di Pandeglang Turun 2,6 Persen
Bukan hanya dari pihak kecamatan atau desa, Nurdinsyah juga mengakau tidak pernah ada kepedulian atau pehatian dari pihak mana pun, apalagi dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang, atau Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan.
“Sama sekali tidak ada bantuan, pernah tiga tahun yang lalu didatangi dari Puskesmas kerumah. Tapi tidak ada tindak lanjut apapun itu. Hanya diberikan susu yang dikonsumsi selama dua minggu. Setelah itu selesai,” tambahnya.
Dikatakan, karena kondisi ekonomi dan kemampuan keluarganya, dirinya mengaku bingung dalam penanganan anaknya yang mengalami gizi buruk, sehingga asupan gizi dan nutrisi terhadap anaknya tidak maksimal
“Karena tidak punya biaya, setiap hari selama delapan tahun anak saya hanya makan makanan bayi seperti Sun dan Promina. Cuma itu, saya cuma sanggup membeli susu dan itu juga susu kental manis,” ucapnya
Baca Juga : Segudang Manfaat Bagi Kesehatan saat Rutin Sarapan Cokelat
Pria yang kesehariannya sebagai guru ngaji kampung itu mengatakan, anaknya M. Dudu kondisi saat lahir mengalami Hidrosefalus, dengan penanganan dipasang selang permanen di dalam tubuh dan hingga saat ini anaknya mengalami kondisi memprihatinkan.
“Anak saya lahir di RS Berkah Pandeglang, karena mengalami hidrosefalus, dirujuk ke RSUD Banten dengan penanganan dipasang selang permanen di kepala,” ucapnya
“Setelah lahiran selama satu tahun berobat jalan di RS Berkah Pandeglang karena masalah biaya dan sama sekali tidak ada perubahan, jadi kami berhenti berobat,” sambungnya lagi.
Dirinya berharap anaknya dapat menjadi anak yang mendapat perhatian penuh dari pemerintah daerah sehingga menjadi anak dengan tumbuh kembang yang baik.
Kepala Puskesmas Mekarjaya, Darmadi melalui telepon WhatsApp mengatakan, bahwa pihaknya mengetahui kondisi M. Dudu itu, dan menurutnya hingga saat ini masih dalam pantauan Puskesmas, baik berupa tumbuh kembang, maupun kesehatannya, hanya saja program bantuan Pemberian Makan Tambahan (PMT), hanya dapat diberikan pada warga berusia hingga 5 tahun, sesuai petunjuk teknis PMT
“Mengenai informasi ini saya sudah mengetahui sejak awal, saya menjadi kepala Puskesmas tahun 2023, lalu pasien ini kita bantu berikan rujukan dari Puskesmas untuk melakukan pengobatan ke rumah sakit, karena pasien menggunakan BPJS,” ungkap Darmadi.
“Terkait bantuan Pemberian Makanan Tambahan kita berikan bantuan tiga tahun lalu. Saat ini anak tersebut sudah tidak masuk ke dalam sasaran pemberian PMT, karena usianya lebih dari 5 tahun. PMT ini difokuskan untuk tumbuh kembang anak usia 2 tahun kebawah atau maksimal 5 tahun. Jadi untuk PMT SOP nya seperti itu,” tambahnya
Selain itu, dirinya mengaku memantau kondisi perkembangan M. Dudu hingga usia 5 tahun yang selanjutnya diserahkan ke pihak Desa Kadu Gedong
“Setelah anak ini berusia diatas 5 tahun, kita serahkan ke tingkat desa untuk dimonitoring sehingga dapat diberikan bantuan, namun saat ini kita tidak tahu bantuan seperti apa yang diberikan pihak desa ke keluarganya,” ucapnya
“Tanggal 16 Juni 2023 lalu kami dari Puskesmas bersama relawan lain mendampingi pasien ini ke rumah sakit. Kita bawa ke RSUD Banten untuk dilakukan penanganan. Sehingga pasien tersebut dirawat di ruang Picu, karena lambung bermasalah dan asupan makanan yang kurang,” tambahnya
Dilokasi yang sama, Relawan Fesbuk Banten News Ocit mengatakan atas laporan dan permohonan dari masyarakat ke Relawan Fesbuk Banten News, M. Dudu dibawa ke RSUD Banten untuk mendapatkan perawatan maksimal.
“Tadi kita bawa pasien Gizi buruk ke sini (RSUD Banten, red) berusia 8 tahun dengan kondisi berat badan hanya 7,2 kilo,” ungkap Ocit
Lanjut Ocit, pihaknya menerima permohonan dari mahasiswa yang merupakan warga setempat, memohon untuk menangani dan mendampingi pasien gizi buruk yang bertahun-tahun terlantar.
“Jadi kemarin pagi langsung kita tindaklanjuti untuk segera diberikan penanganan di Rumah Sakit,” ungkapnya. (Adytia)