PANDEGLANG, BINGAR.ID – Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Pandeglang pada 2021 masih di bawah rata-rata Provinsi Banten. Tahun lalu, IPM Pandeglang tercatat sebesar 56,17 poin, naik sebesar 0,17 poin atau setara 0,26 persen dibanding tahun 2020.
Padahal secara rata-rata IPM Provinsi Banten sebesar 0,37 persen. Hal ini membuat Pandeglang harus puas berada diurutan tiga terbawah se-Provinsi Banten. Pandeglang hanya unggul dari Kabupaten Lebak dan Kabupaten Serang.
Baca juga: IPM Kabupaten Serang Tahun 2021 Sebesar 66,82 Persen
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pandeglang, Achmad Widijanto menjelaskan, dalam lima tahun terakhir IPM Pandeglang mengalami tren positif. Pada tahun 2017, IPM Pandeglang 63,82, tahun 2018 naik menjadi 64,24, tahun 2019 diangka 64,91, dan 2020 sebesar 65,00. Namun kenaikan itu dinilai tidak signifikan.
“Dari angka kenaikan 0,26 persen (dari tahun 2020), (tapi) masih dibawah rata-rata provinsi yang mencapai 0,37 persen. Jadi secara umum ada kenaikan, tapi pertumbuhannya masih relatif belum siginfikan. Masih jauh di bawah rata-rata Provinsi Banten,” ujarnya, Jumat (7/1/2022).
Baca juga: BPS Rilis Angka Pengangguran Terbuka di Banten, Kabupaten Serang Urutan Ketiga
Widijanto memaparkan, perhitungan IPM berdasarkan tiga indikator, yakni sektor kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Pada indikator kesehatan, rata-rata lama hidup di Pandeglang hanya 64,79 tahun.
“Indikator pendidikan, pertama rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah. Rata-rata lama sekolah menyentuh diangka 7,11 tahun. Artinya rata-rata penduduk Pandeglang hanya sekolah sampai kelas 2 SMP. Belum menuntaskan pendidikan dasar 9 tahun,” sebutnya.
Baca juga: Benahi Pandeglang Satu Data, Pemda Gaet Badan Pusat Statistik
“Kedua adalah harapan lama sekolah. Jadi harapan lama sekolah itu seseorang yang berusia 5 tahun, mempunyai harapan kedepan sekolah di Pandeglang sudah 13,49 poin, artinya bisa mencapai kuliah. Lebih baik dari dibanding Kota Serang sebagai ibukota provinsi,” imbuh Widijanto.
Sementara dari segi ekonomi, daya beli masyarakat Pandeglang juga masih rendah, karena hanya mampu mengeluarkan sekitar Rp8,6 juta per tahun per kapita.
“Pengeluaran rata-rata masyarakat Pandeglang sebesar Rp8.6 juta pertahun per kapita. Kalau dihitung per bulannya rata-rata Rp900 ribu per kapita. Ini masih di atas garis kemiskinan,” ungkapnya.
Baca juga: Produksi Padi di Pandeglang Naik 1,1 Ton Per Hektare
Mantan Kepala BPS Tangsel itu menuturkan, untuk memperbaiki nilai IPM, Pemkab Pandeglang bisa mengintervensi bidang rata-rata lama sekolah. Dia mengusulkan Pemkab lebih masif dalam mengajak masyarakat untuk sekolah, khsusunya anak-anak yang tinggal di daerah pelosok.
“Jadi yang bisa dibuat secara cepat (meningkatkan IPM) adalah di rata-rata lama sekolah. Yang jelas programnya, pembangunan sekolah, wajib belajar. Karena dari survei yang dilakukan, pendidikan di Pandeglang belum tinggi. Bahkan SD dan SMP masih mendominasi. SMA masih rendah. Ini yang harusnya bisa diakselerasi oleh Pemda,” pesannya.
Adapun secara keseluruh, tingkat IPM yang mengalami kenaikan paling tinggi terjadi di Kabupaten Tangerang, dengan 0,51 persen. Disusul secara berurutan Kota Cilegon 0,41, Kota Serang 0,39, Kota Tangerang 0,32, Kota Tangsel 0,29, Kabupaten Pandeglang 0,26, Kabupaten Lebak 0,19, dan terakhir Kabupaten Serang 0,18 persen. (Ahmad)