JAKARTA, BINGAR.ID – Investasi di Indonesia, akan diprioritaskan pada dua sektor, yakni kesehatan dan industri otomotif. Tujuannya untuk mendorong produksi alat kesehatan dan obat-obatan serta pengembangan sektor otomotif dalam negeri.
“Izinnya kami urus sendiri, insentif kami kasih agar kita tidak impor banyak lagi untuk hemat devisa,” ujar Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, seperti dilansir dari CNNIndoneisa, Kamis (4/2/2021).
Baca juga: Realisasi Investasi Indonesia di Kuartal III Capai Rp611,6 Triliun
Ia menuturkan selama ini Indonesia masih mengimpor 90 persen alat kesehatan hingga obat-obatan. Ketergantungan pada impor ini membebani Indonesia utamanya pandemi covid-19. Oleh sebab itu, ia menuturkan Presiden Jokowi mendorong peningkatan kapasitas produksi dalam negeri salah satunya melalui investasi.
“Di era pandemi tabir terbuka bahwa alat kesehatan dan obat-obatan 90 persen impor dan sengaja ini memang dimainkan dari awal, saya sedikit tahu cerita ini. Karena itu kami atas arahan Presiden dan Pak Menko untuk rumuskan langkah strategis terukur bagaimana bisa mendatangkan investasi di sektor kesehatan,” terangnya.
Baca juga: 4 Investasi Menjanjikan di Tengah Covid-19
Sementara itu, pada industri otomotif Indonesia mulai fokus pada mobil listrik. Bahkan, sejumlah perusahaan mobil listrik kelas dunia telah berminat untuk investasi pada pengolahan nikel untuk baterai mobil listrik. Misalnya, CATL, LG, Tesla, dan sebagainya.
Bahlil mengungkapkan Indonesia juga berhasil mendatangkan perusahaan relokasi dari China sebanyak 16 perusahaan. Sementara itu, 14 perusahaan lainnya masih tahap negosiasinya dengan perkembangan sampai 70 persen-80 persen, sedangkan 122 perusahaan lainnya berpotensi investasi.
Baca juga: 76% Investasi Kota Cilegon Tahun 2020 Disumbang Perusahaan Asing
“Ini bukan perusahaan yang nanti baru akan tapi 16 perusahaan ini sudah melakukan groundbreaking, hampir semuanya dan sekarang 1 perusahaan di Subang yang sudah produksi,” jelasnya.
Sepanjang 2020 lalu, BKPM mencatat realisasi investasi yang masuk ke Indonesia sebesar Rp826,3 triliun. Realisasi itu mencapai 101,1 persen dari target investasi tahun ini yang sebesar Rp817,2 triliun. (Agisna/Red)