“Hipnotis”

Hipnotis/ISTIMEWA

Oleh : Aditya Putra

Bingar.id –Syirik dan dengki, adalah bagian dari sifat manusiawi, yang mudah bangkit, apabila terjadi luapan emosi, dan terkadang karena ketidak mampuannya menjadi seperti orang lain. Sebab manusia memiliki khodrat, yang tidak bisa dilepaskan dari Iradhat-Nya,

Dalam persaingan hidup dan kehidupan, untuk membuktikan bahwa dirinya adalah yang “Ter” dan “Paling,” sebagai mahluk sosial, dikarenakan oleh sikap lingkungan. Dimana seharusnya, sosial kehidupan itu berjalan sesuai ritmenya, saling memberi dan menerima, saling membutuhkan dan dibutuhkan. Sebab semua itu, merupakan bentuk dari mahluk sosial, yang terbingkai khodrat tidak daya-upaya.

Aji Panyirep, atau yang dikenal dengan ilmu “Hipnotis.” Cara kerjanya mampu membuai kesadaran manusia, agar lepas dari panca indranya, yang secara reflek dapat terpengaruh oleh setiap lawan bicara, maupun sipengguna ilmu hipnotis tersebut. Dimana korbannya, akan menuju alam bawah sadar.

Serasa terbangun, namun jiwa tertidur, serasa mimpi dalam keadaan sadar, lepas ingatan dalam keadaan terjaga, yang seketika itu si korban tanpa ragu menuruti seluruh keinginan sipengguna hipnotis. Konon ceritanya, modus para pengguna ilmu hipnotis ini, biasanya dilakukan di tempat-tempat ramai, seperti pasar, mal, pertokoan maupun dijalanan umum.

Baca juga : https://bingar.id/asihan/

Seperti pernah dialami Ny. Maesaroh, salah seorang warga Bojong, saat tertipu laki-laki yang berperawakan laksana ABRI. Dimana dirinya, telah menukarkan perhiasan kalung dan sejumlah uang, dengan lempengan besi tembaga, yang disepuh emas, hingga menyerupai emas batangan.

“Saat itu saya sama sekali tidak sadar. Padahal saya yakin, yang saya pegang adalah emas, yang beratnya sekitar 1 kilogram. Dasar nasib, enggak tahunya benda itu hanya besi tembaga biasa, yang disepuh emas,” jelasnya.

Modus penipuan dengan menggunakan ilmu hipnotis, sangat beragam caranya. Namun tetap, ilmu ini hanya manjur bagi mereka-mereka yang berhati sirik, dengki dan serakah. Sehingga membuka jalan bagi para penggunanya. Pasalnya, dengan cara mengiming-imingi gemerlapnya perhiasan, yang bercampur rayuan. Akan membuat manusia tersebut tergoda, yang pada akhirnya, rasa serakah menjadi kendali akal.

Boleh percaya, juga boleh tidak. Tetapi penjabarannya nyata terjadi. Karena yang dimiliki manusia, hanyalah nafsu duniawi. Mencari kepuasan materi, tidak hanya sebatas diam dan menunggu. Sebab ketentuan Illahi nyata terbaca, bagi mereka yang berhati kotor. Menjadikan harta penentu kebahagian, dan uang dijadikannya dewa.

Namun tingginya ilmu, saktinya benda pusaka, bahkan manjurnya jampe pamake. Tidakalah sebanding, dengan ketentuan Robul Ijati. Karena yang hak, mustahil ditentang. Sehingga khodrat akan tetap selaras dengan Iradhat-Nya.

Hanya mereka yang berhati jujur, pasrah, tidak sombong dan yakin, bahwa Allah lebih dekat dari urat nadi. Karena manusia tak daya upaya. Nafsu dan keinginan, jangan pernah dijadikan panglima. Kebahagian duniawi hanyalah sesaat. Yakinkan diri, apapun bentuknya, bila caranya telah melawan logika, pasti akan berdampak petaka. (*)

Berita Terkait

Berita Terbaru