JAKARTA, BINGAR.ID – Suku Baduy kembali menginspirasi seniman Indonesia untuk melahirkan sebuah maha karya. Terbaru, potret suku di Lebak, Banten itu dirangkum oleh seniman seni rupa Indonesia, Jenny Mahastuti, yang menulis buku berjudul “Gerimis di Tanah Titipan Kanekes”.
Peluncuran buku itu dilakukan pada Rabu (10/3/2021) di Gedung Perpustakaan Nasional, Jakarta yang dibarengi dengan pameran tunggal.
Baca juga: Mahasiswa UIN SMH Banten, Kupas Ilmu Tajwid Dalam Sebuah Buku
Dalam sambutannya, Jennye mengatakan, dirinya menghabiskan waktu hampir 16 tahun sampai akhirnya bisa menggelar pameran tunggal dan merilis buku tersebut.
“Sampai-sampai saya bisa bahasa Sunda urang Baduy saking seringnya bulak-balik ke sana dalam 16 tahun terakhir ini. Padahal saya orang (suku) Jawa,” katanya.
Peluncuran buku tersebut, turut dihadiri Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy. Wagub pun tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya atas peluncuran buku tersebut.
Andika mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada Jenny karena telah mengangkat kebudayaan masyarakat Baduy sebagai karya seni sehingga dapat bersama-sama dijaga kelestariannya.
Baca juga: LIPI Merangkum Jumlah Danau di Indonesia Dalam Buku Berseri
“Sampai-sampai saya sengaja mengkhususkan waktu membaca draft buku ini dulu hampir satu minggu ketika diminta untuk membuat kata pengantarnya,” kata Andika.
Andika mengapresiasi semua upaya-upaya mengangkat kearifan lokal dan kebudayaan di Banten dari pihak mana pun. Mewakili Pemprov Banten dan warga Banten, Andika merasa bangga jika kekayaan budaya Banten dapat mendunia.
“Dan kepopuleran tersebut pastinya disertai dengan upaya-upaya pelestarian,” katanya.
Baca juga: Inspiratif! Lima Pemuda Ciledug Bentuk Layanan Peminjamkan Buku Online
Andika mengatakan, Buku Sketsa dan Puisi “Gerimis di Tanah Titipan Kanekes” karya Jenny sangat kaya akan nilai seni dan budaya. Sketsa dan puisi di buku tetsebut menggambarkan nilai-nilai tradisi dan kearifan lokal masyarakat adat Desa Kanekes atau yang lebih kita kenal dengan Masyarakat Baduy di Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
Sebagai sebuah mahakarya, Andika berharap buku ini dapat menjadi “duta” yang dapat meningkatkan eksistensi Masyarakat Baduy sebagai masyarakat adat yang memegang nilai-nilai tradisi.
“Dari tradisi dan kearifan lokal masyarakat Baduy, kita belajar tentang kesederhanaan dan pelestarian lingkungan yang hakiki,” katanya. (Ahmad/Red)