LEBAK, BINGAR.ID – Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama Kremov Pictures mempersembahkan film Saidjah dan Adinda yang diadaptasi dari novel “Max Havelaar” karya Multatuli.
Film berdurasi 100 menit ini disutradarai oleh Darwin Mahesa dan diperankan oleh aktor pendatang dan senior Indonesia.
Rencananya, film tersebut akan tayang perdana melalui event “Gala Premiere Saidjah dan Adinda” pada 21 Januari 2021 di Cilegon XXI. Setelahnya akan ditayangkan di Lebak, Jakarta dan kemudian distribusi selanjutnya oleh Kemdikbud. Pada Senin (21/12/2020) kemarin, trailer Saidjah dan Adinda sudah lebih dulu tayang di kanal Youtube Kremov Picture.
Baca juga: Pemeran Balada Si Roy Diumumkan, Ini Deretan Pemainnya
Saidjah dan Adinda dibintangi aktor pendatang baru Achmad Ali Sukarno, Rizky Darta, dan DC Aryadi. Tak ketinggalan, film ini juga diperankan oleh para aktor kawakan, di antaranya Arswendi Nasution, Egi Fedly, Nena Rosier, Jajang C. Noer, Chris Leitner, Aliya Abbyasova, hingga Claudio Martinez.
“Film ini telah melalui riset sejak 2014, yang kemudian diteruskan pada awal 2019, dan produksi tahun 2020. Saat produksi berjalan kegiatan post produksipun berjalan seperti editing, pembuatan scoring dan soundtrack,” ujar Darwin.
Sinopsis
Abah Saidjah (Arswendi Nasution) menjual kerisnya untuk membeli kerbau yang dinamakan Si Pantang. Selain pintar dalam membajak sawah, Si Pantang memiliki kisah yang dikenang oleh Saidjah kecil yakni menolong dari terkaman harimau.
Kebahagiaan itu tak lama, Si pantang diambil paksa oleh Demang Parungkujang (DC Aryadi), orang kepercayaan Bupati Lebak Raden Adipati (Egi Fedly), Tak ada rakyat yang berani melawan termasuk Nyonya Slotering (Nena Rosier).
Baca juga: Komunitas Sepeda di Cilegon Bikin Film Pendek Tentang Polusi Kota Industri
Dalam kesedihan, Saidjah (Achmad Ali Sukarno) tumbuh menjadi seorang pemuda. Dia menjalin kasih dengan Adinda (Rizky Darta) sahabatnya sejak kecil. Mereka memiliki impian untuk menikah, memiliki kerbau baru dan hidup dengan bahagia. Namun kemiskinan menjadi penghalang untuk mewujudkannya, hingga Saidjah memutuskan bekerja di Batavia.
Sebagai tanda cinta, Adinda memberi bunga melati dan Saidjah membalas dengan kain biru dari ikat kepalanya. Adinda kini sendiri di Lebak, setia menanti kedatangan Saidjah selama 3 kali 12 Bulan, dengan menggoreskan lesungnya Adinda terus berdoa untuk kedatangan Saidjah. (Agisna/Red)