SERANG, BINGAR.ID – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten mengklaim, bila stok beras untuk kebutuhan masyarakat Banten hingga bulan Maret 2023 nanti, masih terbilang aman. Bahkan berdasarkan catatan dari Dinas Pertanian (Distan) Provinsi Banten, kondisi itu masih bisa dikatagorikan surplus, atau lebih dari kebutuhan yang ada.
Kepala Distan Provinsi Banten, Agus M Tauchid mengatakan, bahwa produksi beras di Banten dari periode bulan Januari sampai Maret 2023, telah mencapai 508.530 ton, sedangkan untuk kebutuhan konsumsi penduduk Banten selama periode tersebut, diperkirakan sebesar 345.704 ton.
Baca Juga :109.597 Hektare Sawah di Banten Diperkirakan Panen Raya Maret-April
“Maka dari itu, dari jumlah hasil produksi dibandingkan dengan kebutuhan konsumsi, hasil produksi padi kita masih bisa dikatakan aman. Dimana masih ada surplus sebesar 161.826 ton, selama periode tiga bulan ke depan,” jelas Agus Tauchid, Rabu 8 Februari 2023.
Dikatakannya juga, bahwa saat ini total panen di Provinsi Banten sudah mencapai 65.098 hektar sawah, dimana 12.218 hektarnya disumbang dari wilayah Kabupaten Serang yang menjadi salah satu daerah lumbung padi andalan, selain Kabupaten Pandeglang dan Lebak.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), lanjutnya, produksi beras tahun 2022 sebesar 1.01 juta ton. Jumlah itu terjadi kenaikan sebesar 98,85 ribu ton atau 10,83 persen dibandingkan tahun 2021.
Baca Juga : Kelangkaan Pupuk Urea di Banten Selatan karena Keterlambatan Distribusi
“Atas hal itu, provinsi Banten menduduki peringkat ke-8 sebagai provinsi penghasil beras nasional,” akunya.
Sementara itu, berdasarkan pantauan, harga beras di Pasar Induk Rau (PIR) Kota Serang terjadi kenaikan. Untuk harga beras lokal naik dari semula Rp10.000/liter untuk jenis beras biasa, naik menjadi Rp.11.000/liter. Sedangkan untuk harga beras medium naik dari Rp11.000/liter menjadi Rp12.000/liter. Sedangkan harga beras premium naik dari Rp12.000/liter menjadi Rp14.000/liter.
Seperti halnya diakui Faisal, salah seorang pedagang bubur ayam, yang biasa membeli kebutuhan produksi dagangannya di PIR. Menurutnya, kenaikan ini dinilai sangat berdampak pada masyarakat, maupun dirinya secara khusus, karena kenaikan tak hanya terjadi pada beras, juga terjadi pada semua kebutuhan pokok lainnya.
“Kebutuhan pokok di PIR sudah mulai naik pak, tidak hanya beras saja. Bahkan minyak goreng saat ini sudah mulai tinggi harganya, dan sudah mulai susah lagi di dapatnya,” ungkapnya.
Baca Juga : Distan Ancam Cabut Kerjasama Penjual Pupuk yang Naikkan Harga di Luar Ketentuan
Akibat adanya kenaikan bahan produksi untuknya berjualan bubur ayam, Faisal mengaku mengurangi jumlah pembeliannya. Jika biasanya ia membeli sebanyak 3 kg, karena mahal jadi dikurangi menjadi 2 kg.
“Ini berdampak pada omset penjualannya, bahkan nyaris merugi,” ungkapnya.
Terpisah, Pj Gubernur Banten, Al Muktabar menyadari, dengan terjadinya kenaikan harga beras dan beberapa bahan pokok di pasaran, akan membuat masyarakat semakin kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pokok nya, maka itu pihaknya akan segera mengambil upaya antisipasi, terkait lonjakan harga kebutuhan pokok yang terjadi akhir-akhir ini.
“Memang kita akui, bila belakangan ini harga kebutuhan pokok di Banten mulai naik. Maka dari itu, kita akan melakukan beberapa langkah sebagai upaya dari menstabilkan harga-harga tersebut. Seperti halnya kita akan segera rencanakan kegiatan operasi pasar,” ucapnya singkat. (Adytia)