PANDEGLANG, BINGAR.ID – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten mengadakan Gerakan Aksi Bergizi di di GOR SMA Negeri 6 Pandeglang Rabu (26/10/2022).
Gerakan itu merupakan kampanye Dinkes untuk menurunkan angka stunting. Sebab saat ini prevalensi stunting di Banten mencapai 24,5 persen. Dinkes Banten sendiri menargetkan penurunan stunting pada tahun 2024 menjadi 14 persen.
Gerakan Aksi Bergizi itu membidik remaja putri yang merupakan calon ibu di masa depan. Adapun Gerakan Nasional Aksi Bergizi dilakukan dengan pemberian tablet penambah darah serta makanan dan minuman bergizi berupa telur, susu, pisang, bersama seluruh siswa.
Baca juga: Di Depan Menko PMK, Wagub Klaim Stunting di Banten Turun
Kabid Kesehatan Masyarakat pada Dinkes Provinsi Banten Drg Lilianni Budijanto mengatakan, Gerakan Nasional Aksi Bergizi digelar secara serentak di seluruh Indonesia, pada hari Rabu, 26 Oktober 2022.
“Untuk menghadapi isu strategis nasional, bagaimana kita menurunkan stunting (gagal tumbuh karena kekurangan gizi kronis). Oleh karena itu kita siapkan remaja sebagai generasi penerus bangsa yang sehat tidak anemia,” katanya.
Lilianni menjelaskan, dampak stunting umumnya terjadi karena diakibatkan oleh kurangnya asupan nutrisi pada 1.000 hari pertama anak. Hitungan 1.000 hari di sini dimulai sejak janin sampai anak berusia 2 tahun.
Baca juga: 7.000 Anak di Kabupaten Pandeglang Alami Stunting
“Jika pada rentang waktu ini, gizi tidak dicukupi dengan baik, dampak yang ditimbulkan memiliki efek jangka pendek dan efek jangka panjang. Gejala stunting jangka pendek meliputi hambatan perkembangan, penurunan fungsi kekebalan, penurunan fungsi kognitif, dan gangguan sistem pembakaran sedangkan gejala jangka panjang meliputi obesitas, penurunan toleransi glukosa, penyakit jantung koroner, hipertensi, dan osteoporosis,” katanya.
Oleh karena itu, lanjut Liliana, upaya pencegahan baiknya dilakukan sedini mungkin. Pada usia 1.000 hari pertama kehidupan, asupan nutrisi yang baik sangat dianjurkan dikonsumsi oleh ibu hamil.
“Tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan nutrisi dirinya, asupan nutrisi yang baik juga dibutuhkan jabang bayi yang ada dalam kandungannya. 1.000 hari pertama kehidupan harus kita persiapkan,” katanya.
Baca juga: Tanto: Penanganan Stunting di Pandeglang Harus dari Hulu ke Hilir
Lilianni berharap, anak remaja atau siswa dan siswi SMA setelah mendapatkan pemahaman dapat mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-harinya. Bahwa stunting itu dapat dicegah dengan menjaga tubuh tidak anemia.
“Yaitu melakukan aksi bergizi, minum vitamin tambah darah, olahraga dan melaksanakan PHBS. Sehingga 10 tahun ke depan menjadi generasi penerus yang sehat tidak stunting,” katanya.
Kabid Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang Encep Hermawan menyebut, angka stunting di Pandeglang tergolong tinggi yakni mencapai 37,8 persen.
Baca juga: 15.318 Balita di Kabupaten Tangerang Teridentifikasi Stunting
“Gerakan Aksi Bergizi ini adalah upaya menurunkan stunting mulai dari anak remaja. Kalau anak stunting biasanya bodoh,” katanya.
Oleh karenanya dalam mengantisipasi stunting, salah satunya saat ibu sedang hamil, diingatkan jangan sampai anemia atau mengalami kekurangan sel darah merah.
“Untuk mencegah itu maka para remaja perlu diberikan pemahaman agar setiap satu minggu sekali setiap hari Selasa mulai meminum tablet vitamin tambahan mencegah anemia,” katanya. (Ahmad)