LEBAK, BINGAR.ID – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Banten Bersatu, menggelar dialog publik dengan tema “Refleksi Ramadhan untuk Lebak Maju” di Museum Multatuli pada 21 Maret 2025.
Kegiatan ini dihadiri oleh mahasiswa, akademisi, dan perwakilan Polres Lebak. Dialog ini bertujuan untuk mengevaluasi berbagai isu yang dihadapi Kabupaten Lebak dan mendorong partisipasi aktif masyarakat, dalam pembangunan daerah.
Baca Juga : Menyikapi Era Digitalisasi Secara Positif, BEM STIA Banten Gelar Diskusi Publik
Ipda Iman Solihin dari Polres Lebak, menyampaikan harapannya agar mahasiswa dapat menjadi agen perubahan, dalam masyarakat. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara mahasiswa dan pihak berwenang, untuk mengatasi masalah sosial, termasuk kekerasan dan kriminalitas yang belakangan meningkat.
“Kami berharap rekan-rekan mahasiswa dapat memberikan edukasi kepada masyarakat, agar lebih waspada terhadap potensi tindak kriminal,” tegasnya.
Baca Juga : BEM Se-Indonesia akan Kembali Desak Jokowi Terbitkan Perppu pada 20 Oktober
Bagas Yulianto selaku Koordinator Umum BEM Banten Bersatu, menyoroti kemunduran Kabupaten Lebak, yang menurutnya tidak lepas dari pengaruh dinasti politik.
“Maka itu, mahasiswa sebagai agen perubahan, harus bisa menjadi mitra kritis pemerintah, yang bisa memberi kritikan positif dan membangun, bukan hanya sekedar mitra kolaborasi semata,” ungkap Yulianto.
Ia pun mengingatkan pentingnya peran mahasiswa sebagai mitra kritis, bukan hanya mitra kolaborasi, sebagai bentuk pertanggung jawaban moral. Karena banyak mahasiswa di daerah lain, telah berjuang hingga babak belur, hanya untuk menyuarakan aspirasi rakyat.
Baca Juga : Terkait Pemindahan RKUD ke Bank Banten, Ekonom : Jangan Dipaksakan
“Kita sebagai insan akademisi, harus bisa mengontrol kinerja pemerintah, kita ingin kedepannya tokoh pemerintah di Kabupaten Lebak, turut hadir untuk berdialog bersama,” tambahnya.
Koordinator Umum BEM Banten Bersatu ini pun menyerukan agar mahasiswa tetap bisa mengawal kebijakan pemerintah daerah secara ketat, untuk memastikan keberpihakan kepada masyarakat kecil.
Senada, Yovan Alfharizi selaku Koordinator BEM Banten Bersatu Wilayah, juga mengatakan. Bahwa peran pemerintah sangat penting, ia berharap kepemimpinan Kabupaten Lebak yang baru ini, dapat memajukan Lebak, karena saat ini merupakan wilayah nomor 2 termiskin di Provinsi Banten.
“Letak daerah yang cukup luas, dengan jumlah 28 Kecamatan di Kabupaten Lebak, merupakan PR besar bagaimana peran pemerintah memanfaatkan Pendapatan Asli Daerah dan Sumber Daya Alam yang melimpah di Kabupaten Lebak ini, untuk kemakmuran rakyat dan kemajuan pembangunannya,” ucapnya singkat.
Dialog publik ini menjadi ajang refleksi bagi peserta untuk mengevaluasi berbagai persoalan di Kabupaten Lebak, mulai dari pendidikan hingga pengelolaan sumber daya alam.
Diharapkan dengan terselenggaranya kegiatan ini, dapat mendorong pemerintah daerah untuk lebih bijaksana dan responsif, terlebih pada kebutuhan masyarakat, serta memperbaiki kebijakan yang belum optimal. (Widi/Red)