Debus Banten Riwayatmu Kini

Debus Banten secara turun-temurun di wariskan oleh nenek moyang Banten, sejak jaman Sultan Maulana Hasanudin Banten.

Debus dulu dikenal dengan sebutan Al-Madad, yang dimainkan oleh sekelompok orang terpilih dengan mempertunjukan kekutan bathin yang di padukan dengan keyakinannya terhadap Allah SWT.

Hingga membuat benda-benda tajam, seperti parang, golok, tombak dan pecahan kaca tidak mampu menembus daging, maupun menembus kulit orang yang memainkannya.

Debus hadir dan ada sejak masa kesultanan Banten, ketika sultan Maulana Hasanudin berkuasa di tataran Banten, sebagai sarana menyebarkan ajaran Islam melalui Al-Madad, yang saat ini dekanal dengan sebutan debus, karena pada saat itu beliau sangat paham, akan karakteristik masyarakat Banten yang keras namun jujur.

Saat ini, debus mencoba bertahan ditengah derasnya arus globalisasi. Kebudayaan itu, terus di gemborkan oleh salah seorang seniman debus asal Desa Sukajadi, Kecamatan Carita, Pandeglang, Banten, Wira Aripin pemilik Padepokan Sirung Harapan Daya Sunda. (Fauzan/Red)

Berita Terkait

Berita Terbaru