PANDEGLANG, BINGAR.ID – Wabah Covid-19 yang melanda saat ini, berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, termasuk Pandeglang. Buruknya ekonomi saat ini, membuat predikat Kabupaten Pandeglang sebagai daerah termiskin di Provinsi Banten nampaknya semakin sulit dilepaskan.
Hal itu diakui Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Pandeglang Utuy Setiadi. Dia tidak membantah akan membengkaknya jumlah penduduk miskin di Pandeglang pascapandemi nanti.
Selama ini, tingkat kemiskinan di Pandeglang sudah tinggi. Bahkan tertinggi di provinsi Banten. Karena berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019, kemiskinan di Pandeglang tercatat sebesar 9,61 persen. Sementara tetangganya, Lebak hanya sebesar 8,41 persen.
Namun begitu, sampai saat ini belum ada pembahasan serius dijajaran pemerintah untuk mengatasi melonjaknya penduduk miskin.
“Kalau kita, sekarang ini belum fokus kesana. Tapi bagaimana kita menangani Covid-19. Mengapa? Karena semua APBD tidak terfokus ke sana dulu. Tapi dalam jangka pendek mereka-mereka yang jatuh miskin ini tertangani,” ujar Utuy, Jumat (15/5/2020).
Namun mantan Kepala Badan Pelayanan Pajak Daerah (BP2D) itu membocorkan, untuk menekan membengkaknya penduduk miskin diwaktu yang akan datang, pemerintah telah memastikan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun depan.
“Bahkan tema RKP 2021 mendatang salah satunya adalah pemulihan pasca bencana covid-19. Jadi anggaran di sana akan lebih terarah pada pemulihan. Lebih besar, diantaranya perbaikan-perbaikan infrastruktur yang sekarang tertunda. Karena bagaimana pun, infrastruktur berpengaruh terhadap kemiskinan,” jelasnya.
Adapun saat ini Utuy menyebut angka kemiskinan di Pandeglang sebesar 199 ribu Kepala Keluarga (KK).
“Jadi belum ada perhitungan berapa angka kemiskinan. Sampai saat ini kita masih fokus penanganan dulu. Soal kemiskinan tadi, kita fokus bagaimana orang miskin bertambah tapi mereka tetap bisa makan,” bebernya. (Ahmad/Red).