SERANG, BINGAR.ID – Kepala Badan Meteorologi klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Maritim Kelas I Serang, Tri Tjahjo mengakui bahwa sepanjang pesisir pantai di Pulau Jawa memiliki potensi terjadinya Megatrust.
Namun dia menerangkan, tidak semua Megatrust terjadi dengan gempa yang memiliki kekuatan tinggi.
“Apa sih Megatrust itu? Megatrust adalah tempat atau sumber-sumber terjadinya gempa. Belum tentu di Megatrust itu gempanya selalu besar, bukan. Tapi itu sumber-sumber gempa,” ungkap Tri, Rabu (7/10/2020).
Ia mengatakan, memang disepanjang Selatan Jawa sampai NTT (Nusa Tenggara Timur) dan berakhir di Laut Banda, ada yang memiliki potensi gempa hingga mencapai 8,7 bahkan bisa lebih dari itu. Namun dia mengingatkan agar masyarakat tidak mengkhawatirkan itu.
Apalagi kekuatan gempa yang tinggi belum dapat diketahui kapan terjadi. Mengingat sampai saat ini pun belum ada teknologi yang mampu mendeteksi itu.
“Nah diteliti memang di daerah itu ada yang gempanya 8,7 bahkan lebih. Tapi itu kapan dan dimananya sampai saat ini teknologi bahkan orang pun belum ada yang tahu kapan dan dimana terjadinya. Bukan untuk menakut-nakuti tapi untuk memberi pemelajaran kepada masyarakat untuk mitigasi lebih awal,” terangnya.
Maka dari itu, Tri mengimbau masyarakat untuk tidak panik menyikapi informasi mengenai Megatrust yang berkembang belakangan ini. Sebagai masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana, sebaiknya hal itu diikuti dengan mitigasi sehingga mengetahui hal-hal yang harus dilakukan sebelum bencana terjadi.
“Bagaimana caranya jika terjadi gempa dan gimana caranya menyelamatkan diri saat terjadi tsunami, jadi seperti itu, bukan untuk menakut-nakuti masyarakat jadi informasi mitigasi lebih awal untuk menghadapi kemungkinan terjadinya hal tersebut,” tandasnya. (David/Red)