Begini Definisi New Normal Secara Islam Menurut Ketua MUI

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Pandeglang, KH. Tb. Hamdi Ma’ani (Foto: Ahmad/Bingar)

PANDEGLANG, BINGAR.ID – Saat ini pemerintah sedang merencanakan penerapan kenormalan baru atau new normal dalam kehidupan masyarakat di tengah pandemi Covid-19.

Nantinya, masyarakat tetap dianjurkan menerapkan standar protokol kesehatan dalam beraktivitas. Seperti diantaranya memakai masker, rajin mencuci tangan, menggunakan penyanitasi tangan atau hand sanitizer  maupun menjaga jarak.

Akan tetapi, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Pandeglang, KH. Tb. Hamdi Ma’ani memiliki pandangan berbeda menyangkut penerapan gaya hidup saat new normal.

Baca juga: MUI Pandeglang Keluarkan Lima Imbauan di Tengah Pandemi Covid-19

Hamdi menerangkan, selain menjaga kesehatan jasmani, alangkah lebih baiknya masyarakat juga memberlakukan kesehatan rohani dalam fase kenormalan baru.

“Definisi new normal itu adalah kembali berarti taubat. Sebagai landasan pola kehidupan kita yang telah melenceng dari rel syariat, kembali menuju jalan yang diridai dengan menjadi hamba yang rajin beribadah,” kata kepada Bingar.id, Jumat (19/6/2020).

Menurutnya, penggunaan masker ketika new normal hanya sebuah simbol. Baginya, masker yang sebenarnya adalah menjaga lisan agar tidak mengucapkan kata-kata yang melenceng dari ajaran Islam.

Baca juga: MUI Gelar Halalbihalal Dengan Ulama Se-Pandeglang

“Diam (dengan) meninggalkan perkataan jelek tak berguna agar kita tak menulari atau tertular virus gibah, namimah (mengadu domba), bohong fitnah dan lain-lain,” pesannya.

Selain masker, usai melakukan aktivitas diluar rumah masyarakat juga diharuskan untuk membersihkan tangan dengan air atau menggunakan hand sanitizer. Ditegaskannya, upaya dalam membersihkan kotoran yang sebenarnya ialah mengucapkan kalimat istigfar.

“Jadi dengan istigfar itu setelah kita terkontaminasi dosa maksiat saat kita berinteraksi dengan orang lain,” ucapnya.

Baca juga: Jelang New Normal, DMI Keluarkan Edaran Salat Jumat Dua Sesi Berdasarkan Nomor HP

Ketua Umum PB Malnu Menes ini melanjutkan, bahkan, social distancing atau pembatasan sosial, rapid test serta cek suhu tubuh bahkan imunisasi yang saat ini gencar dilakukan pemerintah juga memiliki makna yang luas. Hamdi menilai, social distanding mengambarkan kesabaran dalam artian menahan diri dan menginggalkan hal-hal yang unfaedah, dan menjaga jarak dari perkara-perkara yang mengundang nafsu syahwat,.

“Kalau cek suhu tubuh itu muhasabah yakni mengontrol apakah nafsu kita meningkat atau tidak. Kalau rapid test itu munajat yang artinya memohon petunjuk, terakhir imunisasi, dengan apa imunisasi ya dengan kita berzikir, tilawah dan doa agar batin kita memiliki imun atau kekebalan terhadap virus dan nafsu yang dibawa oleh setan yang membayangi setiap langkah kita,” pungkasnya. (Syamsul/Red).

Berita Terkait