BINGAR.ID – Meskipun puasa belum diwajibkan bagi anak kecil di bawah umur 7 tahun. Namun, tidak ada salahnya bila orang tua sudah mulai mengenalkan dan melatihnya sejak dini.
Tapi, saat mengenalkan puasa kepada anak. Sebaiknya jangan memaksakan si buah hati untuk melakukan puasa secara full, dari subuh hingga adzan Maghrib.
Menurut Dokter Spesialis Anak, dr. Titis Prawitasari, Sp.A(K), jika ingin melatih anak berpuasa, yang terpenting adalah bertahap. Jangan langsung meminta anak untuk berpuasa seharian penuh.
“Umumnya anak-anak itu bisa menahan lapar dan haus selama 4 jam. Jadi untuk awal pengenalan puasa sebaiknya 4 jam dulu, secara bertahap dan yang terpenting jangan dipaksa dari subuh sampai magrib. Misalnya mulainya dari 4 jam, kemudian naik jadi 6 jam dan seterusnya,” ujar dr. Titis dalam siaran langsung di Instagram resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), belum lama ini.
Lanjut dr. Titis, bagi orang tua yang akan mengajarkan anaknya berpuasa jangan lupa untuk memenuhi asupan gizi yang cukup saat sahur dan berbuka puasa.
dr. Titis beranggapan, terkadang orang tua terlalu banyak memberikan makan yang berkarbohidrat saat sahur. Padahal itu bukan asupan yang tepat untuk mengisi tenaga anak saat akan berpuasa.
“Asupan penting (untuk anak) saat sahur itu bukan karbohidrat yang dibanyakin. Tapi justru harus lebih banyak protein. Bisa dari daging, ayam, ikan, kacang-kacangan. Nah saat berbuka puasa, baru berikan anak karbohidrat untuk mengembalikan gula yang hilang selama berpuasa. Tapi karbohidrat tidak harus nasi ya, bisa kentang atau yang lainnya. Yang terpenting gizi seimbang,” kata dokter yang juga konsultan nutrisi dan penyakit metabolik anak ini.
Selain itu dr. Titis yang berpraktek di Rumah Sakit Hermina, Depok, Jawa Barat ini juga berpesan, di era pandemi virus corona ini, orang tua harus lebih berhati-hati dalam menyiapkan makanan. Sebelum menyiapkan makanan saat sahur dan berbuka, sebaiknya selalu menjaga kebersihan tangan, dan mencuci bersih bahan-bahan makanan tersebut.
“Demikian penyimpanan makanan, yang benar adalah di bawah 5 derajat atau di atas 60 derajat agar kuman-kuman di dalam bahan makanan itu mati. Selain itu, pisahkan makanan matang dengan yang mentah, dan jangan lupa selalu gunakan air yang matang untuk memasak. Bahan makanan yang bagus nantinya akan memberikan manfaat juga,” tutupnya.(Red)