Bahas Strategi Pengembangan Agribisnis  Talas Beneng, Distan Pandeglang ‘Kumpulkan’ Stakeholder

Kepala Dinas Pertanian Pandeglang, Budi S Januardi usai Melakukan Pertemuan Dengan Beberapa Stakeholder Membahas Bahas Strategi Pengembangan Agribisnis  Talas Beneng, Jumat 2 Oktober 2020 (Foto. Syamsul/Bingar)

PANDEGLANG, BINGAR.ID – Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Pandeglang, saat ini tengah melakukan penataan usaha pertanian Talas Beneng dari hulu sampai hilir, untuk mendukung program prioritas nasional gerakatan tiga kali ekspor (Gratieks).

Gerakan itu dimulai dari diadakannya pertemuan antara beberapa stakeholder, untuk membahas tentang Strategi Pengembangan Agribisnis Talas Beneng sebagai komoditas unggul lokal di Kabupaten Pandeglang. Pertemuan itu diadakan di Saung Saba Juhut, Jumat (2/9/2020).

Kepala Distan Pandeglang, Budi S. Januardi mengatakan, Talas Beneng telah disertifikasi oleh Kementerian Pertanian (Kementan) sebagai komoditas unggul lokal Kabupaten Pandeglang dan telah ditetapkan menjadi komoditas ekspor dari Pandeglang.

Dijelaskan pula beberapa strategi yang akan dilakukan diantaranya penguatan kelembagaan dengan dibentuknya Asosiasi Pelaku Usaha Talas Beneng dan penguatan usaha berbasis Korporasi petani dengan akan dibentuknya koperasi, Kolaborasi dan kemitraan dengan berbagai pihak termasuk MoU dengan buyer dan eksportir.

“Dari sisi hulunya akan diperkuat masalah perbibitan agar bibit talas beneng dapat disertifikat pelabelan bibitnya, kemudian perluasan penanaman sehingga tersebar di 35 Kecamatan serta pemasaran berbagai hasil olahan melalui market-place,” kata Budi.

Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Talas Beneng Juhut, Juli mengatakan, saat ini di Kelurahan Juhut, Kecamatan Cadasari, tercatat sebanyak 42 hektare lahan Talas Beneng yang diprioritaskan untuk pembibitan talas beneng.

“Dalam satu bulan ini bisa menghasilkan 150 ribu bibit. Lahan untuk pembibitan itu ada 42 hekater yang digarap oleh 13 kelompok di satu 1 Kelurahan Juhut,” ucapnya.

Dikatakannya, apabila market Talas Beneng lebih meroket lagi. Maka dipastikan bibit yang dihasilkan dari 42 hektare ini masih kurang. Karena, untuk penanaman bibit itu hanya bisa dilakukan di musim pengujan saja.

“Masih kurang , cuma kalau untuk permintaan bibit itu hanya di musim penghujan saja. Karena musim kemarau di panen. Kalau panennya musim hujan kadar air tinggi,” tandasnya.

Dukungan ekspor juga disampaikan oleh Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon, Arum K Dewi mengatakan, bahwa untuk Gratieks pihaknya akan memilih beberapa desa sebagai lokasi Desa Gratieks, sementara dukungan untuk pemasaran produk dan pembiayaan disampaikan oleh Ditjen Tanaman Pangan dan Ditjen PSP Kementan.

“Di akhir acara selain diskusi, juga dilakukan penandatanganan dukungan stakeholder, segmentasi usaha talas beneng dan pembentukan Asosiasi Pelaku Usaha Talas Beneng. Semoga kebersamaan yang dibangun dalam pengembangan agribisnis Talas Beneng bisa meningkatkan pendapatan petani, penyerapan tenaga kerja, pemberdayaan masyarakat sehingga perekonomian di kabupaten Pandeglang bisa lebih menggeliat lagi,” pungkasnya.

Acara itu dihadiri oleh Dinas Koperasi UMKM, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Perindustrian, Perdagangan SDM, DPMPD, Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian Provinsi Banten, Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon, para petani, Poktan, Gapoktan, Pelaku Usaha, UMKM pihak perbankan (BRI, BJB, BI) dan dari Kementerian Pertanian (Ditjen Tanaman Pangan, Ditjen PSP. (Syamsul/Red)

Berita Terkait