Asa Suherman Dibalik Secangkir Kopi

Suherman saat Berjualan Kopi di Salah Satu Hotel yang ada di Pandeglang (Foto. Samsul)

Suherman saat Berjualan Kopi di Salah Satu Hotel yang ada di Pandeglang (Foto. Samsul/Bingar)

PANDEGLANG, BINGAR.ID – Eksistensi Suherman menjadi pedagang kopi keliling atau Koling tidak di ragukan lagi. Setiap ada pusat keramaian, atau acara seremoni disitu pasti ada dia.

Bahkan, warga Kampung Kuranten, Kelurahan Saruni, Kecamatan Majasari, Pandeglang, Banten itu kerap di tunggu kehadirannya oleh para pecinta kopi sachetan.

Karena penjual Koling yang tetap eksis di acara-acara tersebut hanya Suherman saja. Sehingga sangat wajar bila kehadirannya sangat ditunggu.

Dibalik itu semua, ada kisah pilu yang harus di hadapi Suherman. Selama menjadi penjual Koling, ayah empat anak itu tidak mampu membiayai anak-anak nya untuk bersekolah.

Bahkan anak pertama Suherman, harus rela hanya mengantongi ijazah SMP, karena sang ayah tidak mampu membiayai sampai tingkat SMA.

Suherman mengatakan, sudah 18 tahun menjadi Koling, pada waktu itu dia memodali usahanya sebesar Rp700 ribu. Sementara untuk keuntungan penjualan kopi hanya di angka Rp50 ribu.

“Ini modal pribadi, lumayan sih modalnya nyampe Rp700 ribu. Kalau keuntungan paling besar itu Rp50 ribu. Kadang ada aja itu yang ngutang, dan enggak bayar,” kata Suherman saat ditemui ketika berjualan di salah satu hotel yang ada di Pandeglang, Minggu (8/3/2020).

Suherman mengaku, keuntungan sebesar itu tidak cukup untuk menafkahi anak dan istrinya. Ditambah, dua orang anaknya masih duduk di bangku sekolah SD dan SMP.

“Anak pertama putus sekolah, saya cuman sanggup membiayai sampai SMP. Tapi, sekarang ada di pondok pesantren, anak yang ke dua masih SMP, yang ketiga SD, dan satu lagi masih balita. Bukan tidak ingin menyekolahkan tapi, ya karena dari hasil dagang tidak cukup untuk kebutuhan yang lain,” ujarnya.

Suherman juga merasa khawatir akan masa depan anak-anaknya, sehingga dia akan terus berjuang agar bisa menafkahi anak dan istrinya. Supaya kehidupan anaknya kelak bisa menjadi lebih baik dari kehidupan yang saat ini dia jalani.

“Kadang saya berfikir, gimana nanti masa depan anak-anak saya. Pengen sih anak-anak saya bisa menjadi orang sukses,” pungkasnya. (Samsul/Red)

Berita Terkait