PANDEGLANG, BINGAR.ID – Berkurangnya sumber mata air di kawasan puncak dan lereng Gunung Karang, diakibatkan oleh fungsi hutan yang ada di kawasan gunung tersebut, sebagian besar lahannya, atau 60 persen dari luas lahan 3.514,96 hektar, merupakan hutan produksi, alias bukan hutan lindung.
Melihat kondisi tersebut, aktivis lingkungan dari Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Nasional, Mukri Friatna mengatakan, bahwa kawasan hutan lindung yang ada di Gunung Karang, saat ini memang kondisinya masih terjaga.
Baca Juga : Akibat Gundulnya Hutan Gunung Karang, Wilayah Lereng Gunung Mulai Alami Kekeringan
“Secara tutupan, hutan Gunung Karang masih bisa kita katakan sangat baik. Dimana izin pengelolaan kawasan bagi kelompok tani dengan skema Hutan Kemasyarakatan (HKm), serta skema Kulin KK, juga masih sedikit,” jelas Mukri, selaku Deputi Direktur WALHI Nasional, belum lama ini.
Dikatakannya juga, bahwa skema kulin KK atau Pengakuan dan Perlindungan Kemitraan Kehutanan itu, merupakan skema pengelolaan hutan yang dikerjasamakan, antara Perhutani dengan masyarakat sekitar hutan, yang menjadi salah satu skema Perhutanan Sosial.
“Terkait kekeringan, setahu kami masih sedikit, termasuk kekeringan yang sempat terjadi di perkampungan lereng Gunung Karang, itu terjadi bukannya tidak ada sumber mata air, akan tetapi lokasi sumber air dengan pemukiman yang datarannya tidak sama, sehingga perlu ada pipanisasi untuk pengalirannya,” ungkapnya.
Baca Juga : Warga Kampung di Gunung Karang Pandeglang, Mulai Alami Kekeringan
“Seperti halnya terjadi di Kampung Sibopong, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Serang. Airnya ada, tapi gak bisa naik karena harus ditarik ke atas. Sehingga perlu ada alat bantu tambahan,” tutupnya.
Sementara Hendri, mantan Ketua Mapala yang saat ini aktif sebagai aktivis Lingkungan di Banten, juga mengatakan. Bahwa kondisi kekeringan, atau mengeringnya sumber mata air tersebut, bukan disebabkan kawasan hutan lindung Gunung Karang yang gundul.
“Kalau hutan lindung Gunung Karang yang pas puncak itu, kami rasa masih baik dan aman. Sedangkan yang menyebabkan sejumlah sumber mata air mengalami kekeringan kemarin itu, itu murni dikarenakan kondisi cuaca saja yang tergolong ekstrem,” tegasnya.
Baca Juga : BPBD-PK Pandeglang Salurkan Ribuan Liter Air ke 14 Kecamatan Alami Kekeringan
Menurut Hendri, terjadinya kekeringan hingga menyebabkan warga yang tinggal di lereng Gunung Karang mengalami kekeringan, itu lebih pada faktor perubahan cuaca. Karena dari pengamatannya, kondisi beberapa sungai pun terjadi kekeringan.
“Kami rasa murni dampak dari cuaca ekstrim, bukan karena kawasan hutan Gunung Karang yang gundul. Pasalnya, dari hasil survey kami, memang pemanasan global dewasa ini terlalu ekstrim, dengan suhu yang terbilang cukup lumayan panas,” akunya. (Adytia)