PANDEGLANG, BINGAR.ID – Belasan alat peringatan dini bencana tsunami atau Early Warning System (EWS) disepanjang pesisir pantai di Kabupaten Pandeglang hilang.
Dari 15 EWS yang terpasang di Pandeglang, kini hanya menyisakan tiga unit yang masih berfungsi.
Kepala Seksi (Kasi) Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pandeglang Usep Sugih menyebut, ada dua faktor yang menjadi penyebab dari kerusakan EWS yang terpasang. Pertama disebabkan oleh ulah manusia, kedua karena faktor alam.
“Tidak bisa juga disebutkan seluruhnya rusak karena ulah manusia. Karena, ada juga yang rusak oleh alam. Tapi, sejauh ini ada beberapa yang hilang karena di EWS itu ada baterainya tapi pas dilakukan pengecekan hilang,” kata Usep, Senin (28/9/2020).
Dikatakannya, belasan EWS yang hilang itu hingga kini belum bisa ditemukan. Baru EWS di Tunggal Jaya yang sudah ditemukan.
“Untuk saat ini yang baru ketemu di Tunggal Jaya alat pengukur air dan gelombang juga deteksi gempa rusak. Kemudian titik sebelumnya di Kecamatan Carita juga hilang, kemudian yang di wilayah Cikeusik itu juga hilang. Pokoknya dari ke 12 itu hilang tidak ada,” bebernya.
Usep khawatir dengan hilangnya belasan EWS tersebut, membuat potensi bencana tidak terdeteksi. Namun dia mengaku sudah menyampaikan persoalan itu ke BMKG.
“Khawatir sudah pasti, apalagi Pandeglang pernah dilanda bencana tsunami. Jadi untuk selanjutnya, kemarin dari BMKG yang dari pusat bersurat akan dipasang di 2021 alatnya itu. Dan akan ditambah, kemudian yang rusak itu akan diganti,” ujarnya.
Adapun tiga EWS yang masih berfungsi itu lanjut Usep, terpasang di Kecamatan Labuan, Kecamatan Panimbang dan Kecamatan Sumur.
“Dan yang aktif cuma ada tiga. Panimbang, Labuan, dan Tunggal Jaya di Kecamatan Sumur,” tutupnya. (Syamsul/Red)