BINGAR.ID – Pandemi virus corona membuat permintaan akan kebutuhan penyanitasi tangan atau hand sanitizer meningkat. Terutama di masa kenormalan baru atau new normal.
Tingginya permintaan akan penyanitasi tangan itu, membuat banyak kalangan memproduksi penyanitasi tangan.
Meski demikian, Food and Drug Administration (FDA) memperingati masyarakat untuk berhati-hati dalam jenis penyanitasi tangan yang memiliki kandungan berbahaya. Seperti kandungan metanol yang bisa menjadi beracun jika dioleskan ke kulit.
Menurut Center for Disease Control dan Prevention, metanol dapat diserap oleh tubuh melalui inhalasi, konsumsi, kontak kulit, dan kontak mata. Jika tertelan, dapat menyebabkan berbagai masalah, termasuk sakit kepala, pusing, penglihatan kabur, gagal ginjal, koma, bahkan kematian.
Untuk itu, FDA menyarankan masyarakat yang telah terpapar hand sanitizer yang mengandung metanol untuk mencari perawatan dengan segara. FDA pun merekomendasikan masyarakat untuk segera berhenti menggunakan hand sanitizer beracun dan membuangnya dalam wadah limbah berbahaya dengan tepat. Masyarakat tidak boleh menyiram atau menuangkan produk ke saluran pembuangan.
Di tengah pandemi, para ahli termasuk CDC merekomendasikan masyarakat untuk tetap membersihkan tangannya dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir sebagai upaya pencegahan.
Jika sabun dan air tidak tersedia, CDC merekomendasikan penggunaan hand sanitizer yang terbuat dari etanol setidaknya 60 persen. Oleh karenanya masyarakat harus jeli membaca kandungan pada hand sanitizer yang digunakan. (*Ahmad/Red).