LEBAK, BINGAR.ID – Peristiwa gempabumi mengguncang Muara Binuangeun, Kabupaten Lebak, pada Selasa (16/6/2020) siang, tepatnya pukul 11:32 WIB dengan kekuatan 4.3 magnitudo.
Hasil analisa BMKG menunjukkan bahwa gempabumi berpusat di episenter koordinat 7.19 Lintang Selatan dan 105.97 Bujut Timur atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 40 km Tenggara Muara Binuangeun pada kedalaman 25 kilometer.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas Zona Subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyelusup menunjam kebawah Lempeng Eurasia,” ujar Kepala BMKG WIlayah II Tangerang, Hendro Nugroho dalam siaran pers yang diterima Bingar.id.
Dia menjelaskan, dampak gempabumi yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan (Shakemap) BMKG dan berdasarkan laporan dari masyarakat, gempabumi ini dirasakan di wilayah Cilacap, Sukabumi dengan Skala Intensitas IV MMI.
“Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, Cihara III MMI dan Surade III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan ada truk berlalu). Namun hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempabumi tersebut,” jelasnya.
Namun demikian, Hendro mengungkapkan, hingga kini hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock). BMKG juga memastikan bahwa gempabumi tersebut tidak berpotensi tsunami.
“Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” pesannya. (Ahmad/Red).