LEBAK, BINGAR.ID – Menyikapi 100 hari kerja, atau 100 hari masa kepemimpinan Moch Hasbi Asyidiki Jayabaya dengan Amir Hamza selaku Bupati dan Wakil Bupati Lebak, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam KUMALA (Keluarga Mahasiswa Lebak), lakukan aksi unjuk rasa di Kantor depan Pemda dan DPRD Lebak, Jumat 13 Juni 2025.
Baca Juga : GMNI dan KUMALA Gelar Aksi, Tuntut Reformasi Birokrasi dan Transparansi CSR
Dimana salah satu aksi tugasnya sebagai pimpinan di Lebak, belum juga mereka lakukan, seperti halnya penindakan terhadap perusahaan dan tambang yang menunggak pajak, pemerataan infrastruktur, peningkatan kualitas pendidikan, hingga kenaikan UMK.
Dalam orasinya, KUMALA menilai program seratus hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Lebak, hanya diisi agenda seremonial tanpa terobosan nyata.
Baca Juga : Alumni SMKN 2 Cihara, Tuntut Penetapan Lahan Pembangunan Sekolah
“Alih-alih menunjukkan lompatan kerja, yang tampak justru deretan program seremonial, yang minim dampak langsung terhadap kebutuhan rakyat. Infrastruktur masih banyak yang rusak, pendidikan di pelosok tertinggal, dan layanan kesehatan belum merata,” tegas Arin selaku korlap.
KUMALA juga mendesak pemerintah segera menerbitkan Perbup, tentang jam operasional angkutan berat, mempercepat penuntasan kemiskinan, serta menambah anggaran untuk perbaikan rumah tidak layak huni (RTLH).
Baca Juga : Tinjau Vaksinasi Massal, Bupati Serang Tekankan Ingatkan Soal Prokes
Aksi ini mendapat respons langsung dari Ketua DPRD Lebak dr. Juwita Wulandari, Sekretaris Komisi III Medi Juanda, dan anggota DPRD Ripo Haryanto. Mereka mengapresiasi aspirasi mahasiswa dan menegaskan komitmen DPRD, untuk terus mendorong sinergi dan transparansi dalam pembangunan daerah.
“Kami terbuka dengan kritik dan masukan dari mahasiswa. Semua aspirasi ini akan kami bawa ke rapat-rapat resmi DPRD,” ujar Sekretaris Komisi III DPRD Lebak, Medi Juanda
Sementara dr. Juwita menambahkan, “Hampir 50% PAD kita untuk gaji pegawai, sisanya harus dimaksimalkan untuk infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan,” singkatnya.
Aksi unjuk rasa sempat diwarnai pembakaran ban bekas dan nyanyian lagu Indonesia Pusaka serta Indonesia Raya di depan Kantor Pemda Lebak, serta diwarnai aksi dorong-dorongan, antara aparat keamanan (Polisi-red) yang berjaga, dengan ratusan massa aksi, namun aksi dari mahasiswa KUMALA ini, masih bisa dikendalikan dan berjalan kondusif. (Widi/Red)