Perhatikan 6 Tanda Psikologis Anak Terganggu Covid-19

6 Tanda Anak Terganggu Mental Karena Corona (Istimewa)

Semenjak virus corona atau Covid-19 mewabah di Indonesia sendi-sendi kehidupan dari berbagai aspek berubah. Kondisi ini sangat mengganggu psikologis seseorang.

Tak hanya orang dewasa, kondisi psikologis anak pun rentan terganggu oleh situasi serba tak menentu seperti saat ini.

Dalam kondisi ini, anak-anak bergumul dengan banyaknya perubahan dalam kehidupan sehari-hari. Kehilangan teman-teman dan rutinitas bermain, misalnya, dapat memengaruhi psikologis anak.

“Stres pada anak kerap ditandai dengan perubahan fisiologis dan perubahan suasana hati juga perilaku,” ujar ahli kesehatan jiwa anak Duke University, Robin Gurwitch, melansir Huffington Post.

Anak-anak memang tak bisa mengungkapkan apa yang mereka rasakan secara verbal. Namun, masalah mental pada anak umumnya bermanifestasi dalam berbagai cara.

Berikut tanda-tanda kesehatan mental anak yang terganggu di masa pandemi Covid-19.

1. Perilaku regresif

Secara psikologi, regresi berarti mekanisme seseorang saat menghadapi stres dengan kembali ke masa-masa perkembangan yang telah dilewati. Dalam kondisi ini, seseorang umumnya akan berperilaku tak sesuai dengan usia.

“Anak-anak akan mengalami kemunduran yang lebih besar daripada orang dewasa,” ujar psikolog Noel McDermott.

Perilaku yang tak sesuai dengan usia seperti mengisap jempol atau mengompol bisa menjadi sedikit dari tanda tersebut.

2. Perubahan nafsu makan

Perubahan pola makan kerap menjadi tanda bahwa ada sesuatu yang tidak beres, termasuk pada anak. Seorang anak umumnya menunjukkan nafsu makan yang meningkat atau menurun pada periode stres.

Orang tua harus mengawasi perubahan kebiasaan makan anak. Tanda ini kerap terlihat pada anak-anak usia tanggung.

3. Masalah tidur

Selain nafsu makan, pola tidur juga kerap menjadi tanda sebuah masalah. Orang tua disarankan untuk memperhatikan kebiasaan tidur anak, apakah anak tidur sepanjang hari atau justru mengalami insomnia.

Gangguan tidur umum terjadi pada masa-masa sulit. Anak bisa saja mengalami insomnia, mimpi buruk, terbangun di malam hari, atau ketidakteraturan lainnya.

4. Pergeseran suasana hati

Dalam suasana stres, seorang anak bisa mengalami perubahan suasana hati.

Beberapa perilaku yang harus diwaspadai di antaranya ledakan kemarahan, tiba-tiba menangis, merasa sedih, hingga kehilangan minat untuk melakukan kegiatan favoritnya.

5. Banyak bertanya

Anak-anak yang cemas umumnya akan mengajukan banyak pertanyaan. Pertanyaan dikeluarkan untuk memastikan bahwa semuanya baik-baik saja.

Psikolog anak Genevieve von Lob mengatakan, dalam kondisi ini, anak-anak akan lebih gelisah dan banyak bertanya sebelum waktu tidur dan merasa takut ditinggal sendirian.

Banyak bertanya sering kali menjadi indikator kecemasan internal, sehingga penting bagi orang tua untuk hadir dan memberikan kepastian pada anak.

6. Menarik diri

Dalam keadaan cemas, beberapa anak akan mulai mengabaikan anggota keluarga di rumah. Mereka bahkan menolak untuk berinteraksi dengan orang yang disayangi.

“Beberapa anak mungkin lebih senang menyendiri di dalam kamar,” kata von Lob. (Fauzan/Red)

 

Berita Terkait