PANDEGLANG, BINGAR.ID – Sebuah konsep baru dalam pemanfaatan sumber daya alam, menjadi kawasan pariwisata terpadu di suatu daerah, sepertinya saat ini telah menjadi sebuah program yang sangat menjanjikan, untuk dapat mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD), maupun peningkatan sosial ekonomi masyarakatnya.
Hal ini dibuktikan dengan sangat apik oleh Kepala Desa (Kades) Bandung, Kecamatan Banjar, Kabupaten Pandeglang, Wahyu Kusnadiharja, yang telah berhasil menyulap lahan perkebunan dan pesawahan warganya, menjadi kawasan obyek wisata buatan yang sangat indah serta menarik.
Baca Juga : Ikan Mas Sinyonya, Primadona Asal Kecamatan Banjar
Kawasan obyek wisata buatan yang disulap dari lahan milik warga tersebut, dikenal dengan nama “Wisata Mina Agro Bukit Sinyonya,” yang lokasinya berada di Kampung Batulingga, Desa Bandung, Kecamatan Banjar, Pandeglang, yang mengusung konsep wisata Pertanian, Perikanan, Camping Ground, Trek Sepeda, Kerajinan Anyaman Pandan, Perkebunan Kopi, serta beragam layanan dengan sistem digitalisasi.
“Awal konsep membangun kawasan Wisata Mina Agro Bukit Sinyonya ini, dimulai sejak awal tahun 2023, yang didorong oleh keinginan mengangkat potensi asli yang ada di Desa Bandung ini, yakni sektor perikanan yang memiliki nama Ikan Mas Sinyonya,” jelas Wahyu, Selasa 5 Desember 2023.
Baca Juga : Pandeglang Kirim Desa Bandung Bersaing di Lomba Desa Tingkat Regional
Dikatakannya juga, konsep Wisata Mina Agro Bukit Sinyonya itu pun, tidak lepas dari campur tangan pihak-pihak terkait, yang sangat konsen terhadap pembangunan sektor wisata berbasis kearifan lokal. Salah satunya yakni, sebuah Non Governmental Organization (NGO) Aistan dari Jakarta.
“Alhamdulillah, dalam membangun kawasan obyek Wisata Mina Agro Bukit Sinyonya ini, kami bersama-sama dengan perangkat desa, BPD, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), warga pemilik lahan, serta Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bandung, dan didampingi oleh NGO Aistan, berhasil melahirkan konsep ini, dengan tengat waktu penataan hingga launching hari ini,” tambah Kades Bandung ini.
Baca Juga : Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat, ITB Beri Pelatihan Pembuatan Mesin Tetas Telur
Masih menurut Wahyu, bahwa penataan kawasan wisata terpadu, yang didalamnya terdapat kawasan Camping Ground, dengan total luas lahan kurang lebih 2,7 hektar itu, sebagian besar lahannya adalah milik warga sekitar, yang ditata sedemikian rupa agar menjadi menarik dan estetik.
“Dari luas lahan kurang lebih 2,7 hektar ini, kita tata menjadi beberapa kawasan obyek wisata, mulai dari kolam pemancingan keluarga, kolam budidaya Ikan Mas Sinyonya, hingga kawasan alam yang sangat instagramable, disamping lahan luas yang berumput rapih, sebagai tempat berkemah (Camping Ground), bagi kelompok, keluarga maupun komunitas,” pungkasnya. (Adytia)