Satpolairud Amankan Lima Nelayan Pelaku Bom Ikan di Ujung Kulon

Bom ikan

Barang bukti bom ikan yang dipakai oleh lima nelayan asal lampung saat akan menangkap ikan di Perairan Ujung Kulon. (Foto: Polres Pandeglang)

PANDEGLANG, BINGAR.ID – Lima nelayan asal Lampung dibekuk Satpolairud Polres Pandeglang. Soalnya mereka menangkap ikan di Perairan Blok Tanjung Sinini, Taman Nasional Ujung Kulon, Pandeglang Banten pada Sabtu (26/11/2022) menggunakan bom.

Kasat Polairud Polres Pandeglang AKP Zul Ahmadi Ampera mengungkap para pelaku menggunakan bom ikan hasil rakitan.

“Pelaku DP (35), SH (68), HN (39), AP (24) dan ST (22) melakukan penangkapan ikan dengan menggunakan bom ikan yang telah dimasukkan ke dalam botol-botol kaca,” ucap Zul Ahmadi, Jumat (2/12/2022).

Baca juga: Pemasok Bahan Bom Ikan yang Meledak di Cimanggu Ditangkap

Dia menyebut, penangkapan dilakukan usai pihaknya melakukan patroli bersama Tim Patroli Marine RPU Taman Nasional Ujung Kulon. Atas kejadian tersebut, tersangka berikut barang bukti diamankan ke kantor Satpolairud Polres Pandeglang untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

“Dari para pelaku pihaknya mengamankan 12 botol bom siap ledak, 7 botol tanpa sumbu yang berisikan potasium polorate warna putih, 24 sumbu, 1,25 kg brown, 63 sumbu kelapa, 15 tutup botol berbahan karet, 3 pak korek api, 1 set alat perakit bom, 1 unit kapal motor, 2 buah morvis merek dacor, 4 kacamata, 2 pemberatan masing masing 5 Kg, 1 kompresor, 1 gulung selang kompresor warna kuning panjang kurang lebih 50 meter,” katanya.

Zul Ahmadi mengungkapkan penggunaan bahan peledak seperti ini dikhawatirkan dapat merusak terumbu karang, spesies ikan, serta biota laut lain.

Baca juga: Tangkap Ikan Pakai Bom, Dua Nelayan Lampung Dibekuk saat Isi BBM

“250 gram bom ikan dapat menghancurkan sekurangnya 50 m2 terumbu karang. Dari total keseluruhan barang bukti yang disita potensi kerusakan yang ditimbulkan adalah seluas ribuan m2 yamg butuh waktu puluhan hingga ratusan tahun untuk mengembalikannya seperti semula,” ucapnya.

Atas perbuatannya para pelaku dikenakan pasal 1 ayat (1) dan (3) UU Darurat Republik Indonesia No 12 Tahun 1951, jo UU No 1 Tahun 2014 Tentang Perubahan Pasal 73 ayat 1 Huruf a UU No 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau Kecil Jo Pasal 33 Ayat 3 UU No 05 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sember Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Jo pasal 55 KUHP.

“Mereka diancam dengan hukuman 20 tahun penjara,” tutupnya. (Ahmad)

Berita Terkait