Intip Anggaran JRSCA, Rumah Baru Bagi Badak Jawa di TNUK

Badak Jawa JRSCA

Balai TNUK akan mendirikan Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA) yang akan berdiri di lahan seluas 5.100 hektare. (Instagram/@btn_ujungkulon)

PANDEGLANG, BINGAR.ID – Balai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) sedang mematangkan rencana pembuatan kandang baru untuk Badak Jawa bersama Institut Pertanian Bogor (IPB). Kandang baru itu bernama Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA) yang akan berdiri di lahan seluas 5.100 hektare.

Sejatinya, program ini merupakan gagasan lama yang pernah dibahas pemerintah. Namun kali ini rencananya akan diseriusi kembali demi menjaga satwa endemik itu dari kepunahan. Lalu berapa biaya yang dibutuhkan untuk merealisasikan program tersebut?

Baca juga: Badak Jawa Ujung Kulon Akan Dibuatkan “Rumah Baru” di JRSCA

Mengutip dari laman Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (SIRUP LKPP) Kementerian LHK, yang diakses Kamis (9/12/2021) pukul 10.00 WIB, ada delapan paket yang muncul bila memasukan kata ‘JRSCA’ dalam kotak pencarian.

Jika ditotal, semua anggaran untuk kebutuhan pembangunan program kandang badak itu mencapai Rp33,229 miliar.

Adapun rinciannya yaitu untuk jasa konsultasi manajemen kontruksi pembangunan JRSCA Rp3,24 miliar dan untuk jasa konsultasi perencanaan teknis pembangunan JRSCA Rp2,5 miliar. Kemudian, pengadaan sarana dan prasarana pendukung JRSCA Rp2,84 miliar.

Baca juga: Kelahiran Dua Anak Badak Jawa di TNUK Pandeglang dan Dukungan APBN

Selanjutnya, pembangunan jalan penghubung dalam rangka pembangunan JRSCA sebesar Rp11,5 miliar, pembangunan pagar dan area parkir Ranca Pinang dalam rangka pembangunan JRSCA Rp1,12 miliar dan untuk pembangunan jembatan Ranca Pinang dalam rangka pembangunan JRSCA Rp4,73 miliar.

Adapula pembangunan kandang pengendali pengembalaan liar ternak masyarakat Ranca Pinang dalam rangka pembangunan JRSCA senilai Rp3,04 miliar serta pembangunan pos jaga dan pagar batas Airmokla dalam rangka pembangunan JRSCA Rp4,26 miliar.

Dari kedelapan paket itu, hanya satu paket yang diketahui belum masuk dalam proses tender lelang di laman LPSE KLHK, yaitu pengadaan sarana dan prasarana pendukung JRSCA senilai Rp2,84 miliar.

Baca juga: Pembukaan Wisata Ujung Kulon Tunggu Intruksi KLHK

Sementara yang lainnya, sudah masuk tender bahkan ada yang telah selesai proses lelangnya. Paket tersebut mulai dari jasa konsultasi manajemen kontruksi JRSCA senilai Rp3,24 miliar, jasa konsultasi perencanaan teknis JRSCA senilai Rp2,5 miliar dan pembangunan jalan penghubung dalam rangka pembanguna JRSCA senilai Rp11,5 miliar.

Untuk paket terakhir, proses tender lelang diketahui dilakukan lewat sistem tender cepat dan hanya diikuti oleh dua peserta kontraktor. Sedangkan sisanya, masih dalam proses masa sanggah. KLHK melalui Balai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) sendiri menargetkan semua paket pengerjaan proyek JRSCA ini sudah bisa mulai masuk tender lelang pada November 2021.

“Pembangunan ini untuk pengelolaan badak secara lebih dekat. Tadinya kan habitat alamnya di semenanjung, ini kita mendekatkan dalam bentuk kandang yang lebih kecil sehingga bisa lebih intensif manajemen pengelolaannya,” kata Kepala Balai TNUK Anggodo.

Baca juga: “Menari” di Atas Ombak Pulau Panaitan

Dia mengungkapkan, pembuatan kandang badak ini bisa menghindari habitat badak yang berisiko tinggi mengalami cacat dari perkawinan sejenis. Sebab di habitat aslinya, Badak Jawa ini tak bisa terus-terusan dipantau oleh para ahli peneliti selain mengandalkan teknologi kamera pengawas. Saat ini, Badak Jawa di TNUK hanya menyisakan 75 populasi lagi.

“Jadi nanti enggak semua yang dimasukan ke paddock, hanya pilihan saja minimal diambil sepasang jantan dan betina yang terbaik. Di sana mudah-mudahan bisa diawasi secara intensif baik itu di kala kawinnya supaya bisa menghasilkan badak yang berkualitas,” terangnya. (Syamsul/Red)

Berita Terkait