Hari Ini, Dunia Memperingati Hari Kesadaran Tsunami

Hari Kesadaran Tsunami

Ilustrasi gelombang tsunami. (Pexels(

PANDEGLANG, BINGAR.ID – Setiap tanggal 5 November, masyarakat internasional memperingatinya sebagai Hari Kesadaran Tsunami Sedunia. Hari penting ini, sudah diperingati sejak 2015 lalu yang ditetapkan oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang terinspirasi dari Negeri Matahari Terbit, Jepang.

Tujuannya adalah menyerukan agar berbagai negara, badan internasional, hingga masyarakat sipil sadar dengan tsunami dan sekaligus berbagi pendekatan inovatif untuk menurunkan risiko dampaknya.

Seperti yang kita ketahui, bencana tsunami tidak bisa dicegah, tetapi dapat dikendalikan risiko dampaknya.

Baca juga: 8 Gunung Berapi Berpotensi Picu Tsunami, BMKG Tak Punya Alat Deteksi

Peringatan Hari Kesadaran Tsunami Sedunia untuk 5 November 2021 mengambil tema Sendai Seven Campaign. Tujuan tema tersebut untuk meningkatkan kerja sama internasional dengan negara-negara berkembang melalui dukungan yang memadai dan berkelanjutan, dalam melengkapi aksi nasional mereka untuk implementasi kerangka tersebut di tahun 2030.

Menurut catatan PBB, pada tahun 2030 terdapat sekira 50 persen populasi dunia akan tinggal di pesisir pantai yang rawan banjir, badai, dan tsunami. Peningkatan kerja sama dengan negara-negara berkembang diharapkan dapat memastikan masyarakat yang berisiko mengalami tsunami telah siap dan bertahan menghadapi tsunami sepenuhnya maksimal di tahun 2030.

Baca juga: Penyintas Tsunami Selat Sunda Kembali Memupuk Asa di Tengah Dilema

Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat selama seratus tahun terakhir 58 tsunami telah merenggut sekitar 260.000 jiwa di dunia. Tsunami yang paling parah menurut PBB adalah Tsunami Samudera Hindia.

Tsunami ini terjadi akibat dari gempa 9,3 skala magnitudo pada tahun 2004. Sekitar 227.000 jiwa meninggal dunia di 14 negara. Indonesia adalah salah satu yang terdampak. Karena dekat dengan pusat gempa, Indonesia juga menjadi wilayah yang terdampak parah. Kompas mencatat korban jiwa mencapai lebih 160.000 orang untuk Indonesia sendiri. Kerugian juga ditaksir mencapai Rp42,7 triliun akibat gelombang setinggi 35 meter tersebut. (Ahmad/Red)

Berita Terkait

Berita Terbaru