JAKARTA, BINGAR.ID – Ketua Satuan Tugas Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sekaligus Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemenuhan kebutuhan 246 juta dosis vaksin akan terealisasi hingga 13 bulan ke depan. Budi menyebut perkiraan ini bisa saja berjalan lebih cepat tergantung kecepatan proses produksi vaksin itu sendiri.
“Seperti disampaikan Pak Menkes ada 246 juta dosis vaksin yang harus disediakan. Untuk 246 juta dosis vaksin bisa selesai dalam 13 bulan, kalau produksi bisa cepat, (ketersediaan) vaksin bisa lebih cepat juga,” ujar Budi, Kamis (10/12/2020).
Baca juga: Ini 6 Vaksin Covid-19 yang Sah Digunakan Indonesia
BUMN juga mendapat tugas terkait pengadaan vaksin dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Untuk memenuhi kebutuhan vaksin, Indonesia saat ini telah melakukan firm order atau pesanan sebanyak 115 juta dosis vaksin dari total kebutuhan yang sebanyak 246 juta dosis vaksin.
“Kami memmiliki potensi pengadaan 116 juta dosis vaksin tambahan sehingga total firm order dan potensi yang kita sudah persiapkan untuk tahun depan sudah ada 271.504.000 dosis vaksin atau sedikit di atas 246 juta dosis vaksin yang dibutuhkan,” ucap Budi.
Baca juga: Vaksinisasi Tahap Pertama di Pandeglang Sasar Petugas Lapangan
Budi menjelaskan pemenuhan vaksin ini berasal dari sejumlah merek, mulai dari Sinovac, Novavax, Pfizer, AstraZeneca, dan Covax atau Gavi. Sebanyak 155 juta dosis vaksin yang telah dipesan Indonesia berasal dari Sinovac yang datang secara bertahap, yakni 1,2 juta dosis vaksin yang telah tiba pada bulan ini, 1,8 juta dosis vaksin pada Januari 2021, serta 122,5 juta dosis vaksin dari sepanjang 2021 hingga Januari 2022.
Kemudian ada Novavax sebanyak 30 juta dosis vaksin pada kuartal III hingga kuartal IV pada 2021. Sementara potensi 116 juta dosis vaksin berasal dari Pfizer dan AstraZeneca masing-masing sebanyak 50 juta dosis vaksin, dan Covax atau Gavi sebanyak 16 juta dosis vaksin.
“Semua produsen vaksin ada dalam WHO dan sudah masuk tahap uji klinis tahap III, beberapa di antaranya sudah dalam tahap akhir penerbitan Emergency Authorization Used (EAU) atau izin edar di daerah mereka,” ungkap Budi.
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 di Banten Dimulai Desember 2020
Budi menyebut Pfizer sudah mendapat izin edar dari BPOM London dan tengah mengajukan izin edar terhadap BPOM Amerika Serikat. Indonesia, lanjut Budi, juga sedang menghubungi Moderna yang dalam pengajuan izin edar di Amerika Serikat.
“Jadwal delivery vaksin masih bergerak terus dan masih bisa berubah. Kami masih membutuhkan sampai Januari 2022 untuk bisa memenuhi pengadaan vaksin,” ucapnya. (Agisna/Red)