LEBAK, BINGAR.ID – Sudah hampir satu minggu tangkapan ikan nelayan di Desa Muara Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak mengalami penurunan yang cukup drastis. Penurunan tangkapan ikan itu disebabkan air laut sedang keruh akibat campuran dari debit air yang mengalir dari sungai begitu lebih banyak.
Selain, itu terdapat pula gelombang yang tinggi dan angin kencang. Karena, perahu yang digunakan oleh nelayan hanyalah perahu kecil sehingga hanya bisa mengandalkan pesisir saja tidak bisa terlalu jauh ke tengah untuk menjaring ikan.
“Kami nelayan kecil yang selalu melaut dengan menggunakan perahu kincang. Kalau melaut kadang dua orang kadang juga empat orang. Bahan bakar yang digunakan yaitu bahan bakar pertalite dicampur oli,” ujar seorang nelayan, Jakra, Minggu (25/10/2020).
Baca juga: Nelayan Akan Didampingi Kembangkan Model Usaha Berkelompok
“Untuk sekali berangkat khusus bahan bakar saja Rp200 ribu. Kalau untuk semuanya habisnya itu sekitar Rp250 ribu sampai Rp300 ribu dan untuk alat tangkap ikan yang digunakan adalah jaring rampus. Dan sudah satu minggu ini hasil tangkap menurun karena air lautnya keruh,” keluhnya.
Dia berharap cuaca kembali normal sehingga hasil tangkapan ikan nelayan kembali meningkat. Sebab seminggu ini jumlah ikan yang didapat hanya bisa menutupi kebutuhan bahan bakar saja.
“Mudah-mudahan air lautnya bisa normal lagi dan pendapatan ikannya juga bisa meningkat lagi,” harapnya sambil membetulkan alat jaringnya.
Baca juga: Hasil Tangkapan Ikan Nelayan Pandeglang Menurun Drastis
Senada dikatakan nelayan lainnya, Eris. Ia mengaku saat ini kondisi air laut di perairan Lebak Selatan sedang tidak jernih. Alhasil kondisi itu berdampak pada hasil tangkapan ikannya. Karena, jaring yang ditebar oleh nelayan kerap dipenuhi lumpur sehingga membuat ikan yang tersangkut dijaring menjadi sedikit.
“Penghasilan dari tangkap ikan menurun karena air laut yang keruh dan jaring pun penuh lumpur. Untuk sementara tidak melaut dahulu karena melaut juga hasil tangkapannya turun drastis,” tandasnya. (Syamsul/Red)