PANDEGLANG, BINGAR.ID – Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut, ada 12 hal yang harus ditindaklanjuti sebagai mitigasi bencana.
Hal itu disampaikannya saat menggelar rapat koordinasi secara virtual dengan sejumlah kepala daerah di Provinsi Banten, Senin (14/2/2022).
Baca juga: Pemda Harus Tingkatkan Kesiapsiagaan dan Mitigasi Bencana pada Warga
Duabelas langkah tindaklanjuti itu meliputi peta bahaya gempa, identifikasi penduduk zona bahaya, identifikasi sumber daya pengurangan risiko, sarana evakuasi, menerapkan bangunan tahan gempa, gencarkan sosialisasi edukasi untuk masyarakat dan siswa sekolah, gerakan tas siaga bencana.
“Kemudian latihan driil gempa dan tsunami, menyiapkan jaringan komunikasi untuk penyebaran informasi, commad center, rencana operasi darurat, dan penataan ruang dan wilayah berbasis risiko gempa,” bebernya.
Baca juga: Ancaman Megathrust, BMKG Ingatkan Pemda Segera Petakan Potensi Bencana
Menurutnya, ancaman yang mungkin terjadi menuntut kesiapsiagaan untuk mencegah terjadinya korban jiwa dan kerugian sosial ekonomi. Dwikorika menegaskan bahwa pembahasan itu bukan untuk menakuti, justru koordinasi dan kolaboratif dilakukan sebagai langkah antisipasi.
“Ujung akhirnya SOP bersama, tidak sendiri-sendiri, nanti diuji SOP tersebut jalan tidak dengan begitu akan terwujud Zero Victims (tanpa korban dan tanpa kerusakan apabila gempa dan tsunami),” imbuhnya.
Baca juga: Mitigasi Bencana di Pandeglang, Kemensos Siapkan Lumbung Sosial
Sementara Bupati Pandeglang, Irna Narulita membeberkan, belajar dari pengalaman bencana sebelumnya, agar logistik bisa segera didistribusikan saat terjadi bencana, tahun ini akan dibangun 8 lumbung sosial yang dibangun diberapa titik atas kolaborasi Pemda dan Kementerian Sosial.
“Disana tersedia logistik, sanitasi, genset dan lainnya, karena pelajaran kemarin butuh waktu lama tiba dilokasi bencana untuk mendistribusikan logistik,” pungkasnya.
Baca juga: Komisi VIII Desak Pemkab Pandeglang Susun Grand Desain Mitigasi Bencana
Irna juga menyampaikan, sejauh ini mitigasi bencana terus dilakukan secara pentahelix yang melibatkan unsur pemerintah, akademisi, badan atau pelaku usaha, masyarakat dan media bersatu padu berkoordinasi.
“Saya tidak mau masyarakat kami menjadi korban, untuk itu kami terus melakukan mitigasi hingga pemasangan tanda jalur evakuasi yang kini mulai pada hilang dan membangun kembali sarana komunikasi penyebar luasan informasi,” sambung Irna. (Ahmad)