PANDEGLANG, BINGAR.ID – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Pandeglang, memprediksi bulan April 2024 nanti, belasan ribu hektar lahan pesawahan di Pandeglang yang sudah ditanami padi, akan memasuki masa panen.
Kepala DPKP Pandeglang, M Nasir mengatakan, hingga awal Februari 2024 kemarin, total lahan pesawahan yang telah digarap dan ditanami di wilayah Kabupaten Pandeglang ini, mencapai 11.642 hektar, dengan total produksi, atau hasil gabah panen diperkirakan sebanyak 75.675 ton.
Baca Juga : DPKP Pandeglang Belum Tentukan Peruntukan DBH Sawit
“Di awal tahun 2024, atau per Januari saja, luas sawah yang sudah ditanami mencapai 5.553 hektar. Dan di bulan Februari-nya, para petani sudah menanam padi seluas 6.089 hektar. Jadi dari Januari hingga Februari ini, total luas lahan pesawahan yang sudah ditanami mencapai 11.642 hektar,” jelas Nasir, Senin 19 Febuari 2024.
Dijelaskannya juga, perkiraan panen gabah di bulan April 2024 nanti, diharapkan bisa berhasil dan bisa menekan tingginya harga Gabah Kering Pangan (GKP), maupun Gabah Kering Giling (GKG) dipasaran. Karena menurutnya, rata-rata per hektar sawah, bisa menghasilkan 6,2 ton gabah.
Baca Juga : DPKPP Pandeglang Bangun Jalan Lingkungan Sepanjang 18,3 Km
“Angka 75.673 ton gabah yang akan di panen sekitar bulan April nanti. Merupakan angka estimasi dari jumlah luas lahan yang ditanam, bila dirata-ratakan 6,2 ton per hektar, dikali luas lahan tanam 11.642 hekar. Jumlah itu bila di konversi dalam bentuk beras, maka kita akan memperoleh beras sekitar 41.000 ton dalam dua bulan mendatang,” tambahnya.
Kepals DPKP Pandeglang ini pun menjelaskan, bahwa wilayah Pandeglang terbagi pada dua sistem tanam, yakni sawah irigasi teknis dan sawah tadah hujan. Di wilayah Pandeglang bagian Utara, sebagian pesawahan sudah memiliki irigasi, sedangkan wilayah Tengah dan Selatan, sebagian besar sawah tadah hujan.
“Untuk Pandeglang bagian Utara, kita tidak bisa prediksi kapan tanam dan panen, karena sawah sudah memiliki sistem irigasi, jadi kapan pun petani mau tanam, tidak terkendala oleh sistem pengairannya. Namun untuk lahan pesawahan yang ada di wilayah Tengah dan Selatan, itu bisa kita prediksikan, ditambah penanamannya pun biasanya setentak, karena lahan mereka adalah lahan tadah hujan,” ungkapnya.
Baca Juga :Melalui Program BSPS, DPKPP Pandeglang Sukses Bangun 40 RTLH
Nasir pun mengaku khawatir, hasil panen nanti tidak bisa menekan tingginya harga gabah di Pandeglang, karena kebanyakan petani lebih memilih menjual hasil panennya, ketimbang memaksimalkan nilai tambah dari gabah itu.
“Sudah menjadi kebiasaan para petani, mereka lebih memilih untuk menjual hasil panen mereka. Apalagi saat ini harga gabah cukup tinggi, yang mencapai Rp8.000/Kg,” pungkasnya. (Sandi/Adyt)