JAKARTA, BINGAR.ID : Keselamatan dan keamanan wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia akan ditingkatkan. Prosedur keselamatan dan keamanan itu kini sedang disusun oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio.
Menparekraf menilai, Indonesia harus menjaga keselamatan dan kenyamanan bagi siapapun yang berkunjung ke tanah air.
“Untuk itu kami sedang menyusun prosedur khusus keamanan dan keselamatan di mana salah satu tujuannya selain meningkatkan rasa aman dan nyaman juga bisa meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan sebanyak 20-30 persen,” kata Wishnutama, Rabu (11/3/2020).
Ia menjelaskan, saat ini status Indonesia dalam travel advisory negara-negara tetangga yang lebih sering digambarkan dalam kondisi kuning (baca: hati-hati untuk dikunjungi) dan bukan hijau (baca: aman untuk dikunjungi).
“Prosedur keamanan dan keselamatan ini salah satu upaya untuk mengubah dan memberi perhatian lebih kepada wisatawan yang akan berkunjung ke Indonesia,” katanya.
Prosedur keselamatan dan keamanan yang disusun oleh Wishnutama itu menyikapi kunjungan Presiden Joko Widodo ke Labuan Bajo pada beberapa waktu lalu. Yang mana Labuan Bajo menjadi salah satu destinasi super prioritas sehingga Kepala Negara mengintruksikan kepada TNI, POLRI, BNPB, BASARNAS, dan kementerian lain untuk membentuk organisasi terpadu di destinasi wisata.
“Hal itu untuk menunjukkan kehadiran kita secara fisik di destinasi wisata. Bila di destinasi wisata itu terlihat tim patroli hadir secara wujud, tentu membuat perasaan wisatawan itu semakin aman dan nyaman,” katanya.
Staf Ahli Bidang Keamanan Kemenparekraf Adi Deriyan pada kesempatan yang sama berharap prosedur khusus keamanan dan keselamatan ini merupakan rintisian awal bagi Indonesia untuk memiliki tata cara atau prosedur keamanan dan kenyamanan. Dengan begitu maka wisatawan tidak ragu untuk merencanakan kunjungannya ke Indonesia.
“Pada 24 April kita akan melakukan skenario planing. Sebuah kegiatan dari apa yang sudah kita buat dan kerjakan, akan diwujudkan dan diimplementasikan dalam skenario planing yang akan dilakukan dalam tiga tahap di Labuan Bajo,” katanya.
Ketiga tahap itu mengatur bagaimana mengatasi wisatawan yang mengalamai kecelakaan individu seperti sakit jantung dan lainnya saat berada di destinasi wisata. Lalu menangai kasus kapal terbalik hingga bencana alam termasuk misalnya gempa bumi.
“Semoga ini bisa dikembangkan terus-menerus, sehingga bisa menjadi prosedur khusus keamanan dan keselamatan versi Indonesia. Yang nanti akan kita sebarkan dan informasikan ke masyarakat agar semuanya mengetahui hal tersebut termasuk informasi pengaduannya,” tutupnya. (Red).