Walhi DKI Jakarta Serukan Peningkatan Kepedulian Terhadap Lingkungan

Direktur Walhi DKI Jakarta, Tubagus Soleh Ahmadi (Dok.Bingar)

SERANG, BINGAR.ID – Earth Day atau Hari Bumi sudah di peringati puluhan tahun lalu oleh para aktivis peduli lingkungan di Amerika Serikat pada tahun 1970, sebagai hari untuk mengenal isu-isu lingkungan. Sejak saat itu, peringatan Hari Bumi terus tumbuh dan dikenal dunia.

Tepat 22 April 2020, belahan dunia selalu mewarnai berbagai macam aksi untuk memperingati Hari Bumi. Namun, pada peringatan yang ke-50 tahun ini, dunia sedang di selimuti Pandemi Virus Corona atau Covid-19, Sehingga memaksa beberapa negara termasuk Indonesia berdiam di rumah.

Pasalnya, pandemi virus corona mengharuskan setiap orang untuk menjaga jarak aman, membatasi aktivitas hingga melakukan penguncian wilayah atau lockdown demi mencegah penyebaran Covid-19.

Direkrur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) DKI Jakarta, Tubagus Soleh Ahmadi, beranggapan, peringatan Hari Bumi pada tahun ini, saat dunia sedang menghadapi dua krisis secara global, pertama krisis iklim dan kedua krisis Covid-19.

“Ada beberapa catatan penting peringatan bumi di tahun ini. Salah satunya tema Climate Action atau Aksi Iklim, yang artinya kita butuh aksi nyata dan mendesak bahwa laju pemanasan global dengan dampaknya semakin terus terlihat, seperti longsor, banjir dan cuaca ekstrim,” kata Tubagus kepada Bingar.id, Rabu (22/4/2020).

Menurut pria yang kerap disapa Bagus ini,
banyak ahli lingkungan yang sudah lama memprediksi bahwa salah satu dampak pemanasan global adalah wabah atau pandemi. Sehingga, Covid-19 sangat erat kaitannya dengan perubahan iklim.

“Pandemi yang juga merupakan bencana non alam ini telah menunjukan kita adalah negara yang sangat rentan terhadap bencana,” ujarnya.

Selain rentan terhadap bencana alam maupun non alam. Indonesia juga rentan terdahap ketahanan pangan. Karena persoalan pangan selalu berulang, baik ketika menghadapi bencana alam maupun non alam.

“Penyebab utamanya disebabkan alih fungsi wilayah kelola rakyat beserta ekosistem penting menjadi kawasan terbangun, yakni infrastruktur dan industrialisasi,” jelasnya.

Bagus berharap, peringatan Hari Bumi tahun ini dapat lebih meningkatkan kepedulian tiap orang terhadap planet bumi dan menjadi refleksi untuk mengoreksi diri bahwa ada ancaman besar yang harus di hadapi apabila bumi rusak.

“Kondisi hari ini harusnya menjadi refleksi bersama, khususnya pemerintah harus mengkoreksi dirinya sendiri. Bahwa model pembangunan dan ekonomi politik yang selama ini digunakan tidak tahan terhadap ancaman bencana,” pungkasnya. (Fauzan/Red)

Berita Terkait

Berita Terbaru