BINGAR.ID – Pemerintah Arab Saudi mulai membuka keran untuk jemaah yang melakukan ibadah umrah. Indonesia dan Pakistan menjadi negara pertama yang diizinkan untuk mengirimkan jamaah umrah ke Tanah Suci di masa pandemi Covid-19.
Sejumlah agen travel pun sudah mulai gencar kembali mempromosikan paket-paket umrah.
Namun menariknya, di masa pandemi Covid-19 ini, hampir seluruh paket umrah yang ditawarkan mengalami kenaikan harga hingga 20-30% dari harga normal. Bila sebelumnya harga paket umrah dibanderol senilai Rp26 jutaan, saat ini harganya berkisar Rp30 jutaan per pax.
Baca juga: Perjalanan Umrah Kini Bebas PPN 1%
Hal tersebut tidak terlepas dari peraturan ketat yang dikeluarkan oleh Pemerintah Arab Saudi. Sebagaimana diketahui, Pemerintah Arab Saudi memang sepakat membuka pintu wisata umrah untuk negara asing, namun seluruh jemaah atau calon wisatawan hanya diperbolehkan masuk ke wilayah mereka menggunakan maskapai Saudia.
“Karena pilihan moda transportasinya hanya satu, jadi mau tidak mau ada penyusaian harga. Dan jadwal penerbangannya itu hanya tiga kali seminggu, Selasa, Kamis, dan Minggu,” ujar Managing Director Dream Tour Ryan Darmawan, Jumat (6/11/2020).
Baca juga: Pemerintah Arab Saudi Akan Siapkan Perangkat Untuk Kembali Buka Ibadah Umrah
Selain itu, Ryan mengatakan bahwa sesampainya di Mekkah, jemaah juga harus menjalani masa karantina terlebih dahulu selama tiga hari di hotel bintang lima. Pemilihan hotel ini bukan tanpa alasan.
Untuk mencegah penyebaran virus corona, Pemerintah Arab Saudi sepakat untuk tidak membuka seluruh hotel di negara mereka. Hanya hotel-hotel bintang lima dan yang telah menerapkan protokol kesehatan saja yang diperbolehkan beroperasi.
“Karena adanya karantina ini, program umrahnya jadi sedikit lebih lama yakni 10 hari. Sebelumnya hanya 9 hari. Jadi memang pengeluaran operasional di masa pandemi Covid-19 ini sangat besar,” ungkap Ryan.
Baca juga: Mitigasi Risiko Penyelenggaraan Umrah di Masa Pandemi Mulai Disusun
Tak hanya itu, Ryan mengatakan bahwa pihaknya juga harus menyediakan transportasi tambahan untuk para jamaah sesuai dengan protokol kesehatan yang ditetapkan Pemerintah Arab Saudi.
“Sekarang satu bus itu hanya boleh menbawa 20 jamaah. Dulu kan bisa sampai 40 orang. Kemudian untuk kamar hotel yang tadinya bisa digunakan 4 orang, sekarang hanya 2 orang saja,” kata Ryan.
“Lalu ada biaya lain-lain, seperti dokumen PCR, dan dari Saudinya sendiri ada kenaikan pajak yang tadinya 15% jadi 30%. Jadi sebagian besar dana itu habis buat transportasi dan akomodasi saja,” tandasnya. (Ahmad/Red).