PANDEGLANG, BINGAR.ID – Kebiasaan masyarakat disaat merayakan Hari Raya Idulfitri, tak lepas dari daging yang diolah menjadi berbagai macam sajian.
Bahkan, hanya untuk santap uli (gemblong) saja, terkadang dicelup ke kuah rendang atau semur daging.
Ternyata, hal itu disadari sebagian besar masyarakat tak baik dan kurang bagus untuk kesehatan, khususnya pencernaan.
Karena, terlalu banyak makan daging akan memicu timbulnya berbagai jenis penyakit, salah satunya kolesterol (naik).
Baca juga: Digemari, Ikan Mujair Justru Mengandung Bahaya Bagi Kesehatan
Seorang warga Kelurahan Sukaratu, Kecamatan Majasari, Kabupaten Pandeglang, Banten, Reni mengaku, sejak hari H lebaran sampai saat ini persediaan daging di rumahnya belum habis.
Namun, selera makan daging sudah berkurang dan tak lagi jadi santapan utama, setelah lebaran kedua dan seterusnya.
“Kebetulan ada tukang sayur keliling, makanya saya beli tahu-tempe dan sayuran (sayur asem dan Sop). Sudah bosan makan daging terus,” aku Reni, Sabtu (15/2/2021).
Katanya, penceranaan juga harus dijaga. Salah satunya, perbanyak makan sayuran dan buah-buahan.
“Bersyukur (ada tukang sayur, red). Jadi variasi menu makanannya,” tambahnya.
Baca juga: Pandemi Berkepanjangan Picu Pandemic Fatigue
Senada, diakui oleh Ny. Tri dan Ny. Puspitasari. Keduanya pun, tak mau melewatkan kedatangan tukang sayur keliling itu.
“Untung si mamang datang, dari kemarin-kemarin nungguin. Soalnya pengen makan selain daging-dagingan,” tandas Ny. Tri, seraya tersenyum.
Bahkan, bukan hanya tahu-tempe dan sayuran saja yang laku terjual. Ikan asin dan jenis ikan lainnya, nyaris jadi “rebutan” ibu-ibu yang saat itu berbelanja di tukang sayur keliling tersebut.
Tukang sayur keliling yang enggan disebut namanya mengaku, karena tidak mudik atau tidak pulang kampung, akhirnya ia memilih berjualan seperti biasa.
“Tadinya mau mulai jualan hari Senin nanti. Dipikir-pikir, coba saja lah hari ini (Sabtu,15/2/2021). Alhamdulillah, laku,” ucapnya, tersenyum. (Sajid/Red).