Tren Wisata Staycation Meningkatkan di Masa Pandemi

Ilustrasi (Pixabay)

BINGAR.ID – Industri pariwisata sangat terdampak di masa pandemi Covid-19. Di awal terjadi pandemi terjadi penuruan sampai 10 persen. Pada quartal 2 (Q2) 2020, tiket.com mencatat penurunan permintaan refund dan reschedule hingga 33% dibandingkan dengan Q1 2020.

Saat ini industri pariwisata dalam masa-masa pemulihan disemua sektor dan sub-sektor. Sejak pelonggaran PSBB, terasa geliat ekonomi nasional yang berangsur pulih dan menuju ke arah positif.

Baca juga: Menteri Luhut Targetkan Sektor Pariwisata Pulih Dalam Waktu 10 Bulan

Dengan adanya tren staycation dekat rumah, serta berlibur di dalam kota pun menjadi salah satu faktor yang meningkatkan okupansi hotel-hotel dalam negeri.

Pemulihan pariwisata bertumbuh seiring dengan mulai dibukanya sejumlah destinasi wisata lokal yang menerapkan protokol kesehatan dan optimisme masyarakat untuk kembali liburan–hal tersebut terbukti dengan menurunnya tren refund dan reschedule.

Tiket.com, mencatat penjualan tiket penerbangan yang meroket 3 kali lipat atau sebesar 240% dibandingkan Q2 2020. Kemudian, reservasi hotel pun meroket sebanding di angka 250% pada periode yang sama (Q3 2020).

Baca juga: Pulihkan Sektor Pariwisata, Kemenparekraf Fokus Garap Wisatawan Nusantara

Pemulihan pariwisata bertumbuh seiring dengan mulai dibukanya sejumlah destinasi wisata lokal yang menerapkan protokol kesehatan dan optimisme masyarakat untuk kembali liburan, hal tersebut terbukti dengan menurunnya tren refund dan reschedule.

“Saat ini pariwisata meningkat sampai tiga kali lipat. Padahal kami berfikit Januari baru pulih industri pariwisata. Namun kini pertumbuhan besar dari hotel dan flight. Ini menandakan jika masyarakat Indonesia optimis untuk berpergian dengan protokol kesehatan,” ujar Gaery Undarsa, Co-founder & Chief Marketing Officer tiket.com.

Baca juga: Kunjungan Wisatawan Asing Bulan September Turun 5,94 Persen

Tren pariwisata menggunakan jalur darat pun diminati masyarakat. Salah satu kota yang ramai diminati ialah Yogyakarta.

“Destinasi menggunakan jalaur darat diminati, seperti ke Yogyakarta pademi di awal kota ini kosong, tapi masyarakat kini sudah mulai kesana untuk explore, sepedehaan. Kalau ke Bali masih agak pelan peningkat pariwisatanya,” papar Geary. (Agisna/Red)

Berita Terkait