Tokoh dan Muspika Cibitung Akan Sikapi Keresahan Warga Akibat “Bank Emok”

Ilustrasi Bank Emok, atau Bank Keliling

PANDEGLANG, BINGAR.ID – Dampak dari minimnya pendapatan, serta tingginya tuntutan akan kebutuhan ekonomi. Dewasa ini tidak sedikit masyarakat akhirnya harus terjerat piutang yang ditawarkan oleh sejumlah pihak, khususnya jasa pinjaman keliling, atau biasa disebut oleh masyarakat “Bank Emok”.

Jasa pemberi pinjaman uang yang dilakukan oleh pihak pemberi pinjaman dengan cara berkeliling tersebut, biasanya dilakukan ke kampung-kampung, dengan cara merayu calon peminjam tanpa syarat administrasi, hanya dengan bermodalkan KTP, si peminjam bisa langsung mendapatkan uang yang dibutuhkan, asalkan siap untuk mencicil pinjaman pokok beserta bunganya.

Baca JugaHeboh Surat Pinjaman Uang Rp800 Miliar, Mahasiswa Minta Pemrov Banten Transparan

Contoh kasus tersebut, terjadi di salah satu kampung yang ada di wilayah Kecamatan Cibitung, Pandeglang, yang sebagian besar warganya, terjerat pinjaman dari Bank Emok. Seperti diungkapkan oleh Didi Suryadi, seorang tokoh pemuda dari Kecamatan Cibitung.

Surat undangan rapat untuk muspika, para kades, MUI dan tokoh masyarakat se Kecamatan Cibitung, untuk menyikapi persoalan bank emok. Istimewa

“Aktivitas pinjaman bak keliling di kampung saya ini, sepertinya sudah merajalela pak. Kalau diperkirakan dari jumlah warga yang ada, mungkin bisa setengahnya yang punya tunggakan, atau hutang ke pihak bank keliling tersebut,” ungkap Didi, Minggu 8 Januari 2023.

Baca Juga : Bank bjb Teken MOU Layanan Perbankan dengan Wijaya Karya

Dikatakannya juga, dengan kemunculan Bank Emok di kampungnya itu, jelas telah membuat resah, serta membuat warga seperti dipaksa untuk berbuat riba. Padahal menurutnya, sudah banyak contoh akibat dari meminjam uang pada pihak bank keliling, sering terjadi perdebatan antara pihak bank keliling dengan warga yang meminjam, bahkan yang lebih ironisnya lagi, tak jarang pertengkaran itu terjadi antara suami dan istri.

“Kemunculan Bank Emok ini semakin meresahkan saja, pemandangan cekcok, atau perdebatan antara pihak bank emok dengan si peminjam sepertinya sudah sering sekali terjadi. Dan tidak sedikit juga, terjadi pertengkaran rumah tangga, akibat istrinya, atau suaminya meminjam uang ke bank emok,” tambahnya.

Baca Juga : Pakai Pinjaman Luar Negeri, Pembangunan Tol Serang-Panimbang Seksi III Dimulai Agustus

Menyikapi keresahan tersebut, pada akhirnya pihak tetua (tokoh-red) kampung, bersepakat untuk merapatkan persoalan bank emok, yang menurut Didi sudah semakin meresahkan saja.

“Yang jelas bank emok ini sudah membuat resah. Maka itu, diharapkan dalam rapat bersama antara tokoh masyarakat, MUI dan Muspika Kecamatan Cibitung nanti, bisa didapati kesepakatan positif, khususnya memutus mata rantai pinjaman dari bank emok, serta melarang pihak-pihak yang sejenis dengan bank emok, masuk kembali ke wilayah Cibitung,” tutupnya. (Tb. Rajasa)

Berita Terkait