Tingkatkan Sedekah Selama Ramadhan Melalui Tradisi Qunutan

Ilustrasi Membuat Ketupat Qunutan (Foto. Google)

PANDEGLANG, BINGAR.ID – Tanpa terasa puasa Ramadhan 1441 Hijriah sudah berjalan separuh perjalanan. Di Provinsi Banten, apabila puasa Ramadhan sudah memasuki hari ke-15 masyarakat mengisinya dengan tradisi qunutan atau ketupat qunutan.

Nantinya, ketupat qunutan ini, akan diantar dan ditukarkan dengan ketupat milik tetangga dan keluarga. Budaya bertukar hantaran makanan ini untuk menjalin tali silaturahmi secara turun temurun.​

Selain itu, ketupat ini akan dibawa ke masjid menjelang shalat tarawih dan kemudian dibagikan kembali kepada jemaah usai salat berlangsung. Uniknya, yang dibawa hanya ketupat, tanpa ada sayur atau lauk lainnya.

Menurut Ketua Forum Silaturahmi Pondok Pesantren (FSPP) Pandeglang, Ustad Abdul Aziz Nurdin, tradisi ini merupakan sebuah cara ulama terdahulu dalam mengingatkan umatnya untuk memperbanyak sedekah.

“Tradisi qunutan yang dilakukan pada pertengahan Ramadhan adalah cara para ulama Salafussholih mengingatkan umatnya agar lebih meningkatkan amaliyah ibadah terutama memperbanyak sedekah,” kata, Jumat (8/5/2020).

Menurut Ustad Azis, tradisi qunutan ini memiliki makna yang luas terhadap kehidupan sosial. Melalui tradisi yang disinyalir sudah ada sejak jaman kesultanan Banten, masyarakat dapat bersilaturahim antara tetangga, saudara dan kerabat.

“Dari situ bisa diambil kesimpulan bahwa tradisi qunutan mengandung makna sosial, agar kita semakin peka terhadap keadaan lingkungan sekitar kita,” jelasnya. (Fauzan/Red)

Berita Terkait