PANDEGLANG, BINGAR.ID – Dari catatan data Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA), pada Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Pandeglang, kasus kekerasan seksual di Pandeglang selama tahun 2023 ini, tergolong cukup tinggi.
Hal ini diungkapkan Mila Oktaviani, Kepala UPTD PPA DP2KBP3A Pandeglang, yang menurutnya. Kasus kekerasan berbasis gender selama tahun 2023 di Kabupaten Pandeglang, sebanyak 90 kasus dengan total korban 97 orang.
Baca Juga : Aang Ahmed : Pandeglang Darurat Kekerasan Seksual Terhadap Anak
“Di tahun 2023 kemarin, data yang kita terima untuk persoalan kekerasan seksual yang terjadi di Kabupaten Pandeglang ini, mencapai 90 kasus, dengan rincian korban anak sebanyak 69 orang, dan korban perempuan sebanyak 28 orang. Sehingga total korban yang terdata sebanyak 97 korban,” jelas Mila Oktaviani, Rabu 17 April 2024.
Dikatakannya juga, bila dirinci kasus per kasus, atau jumlah korban berdasarkan bentuk kekerasannya. Diakui Kepala UPTD PPA tersebut, didominasi oleh kasus kekerasan seksual.
“Bila dirinci berdasarkan bentuk kekerasan dalam kasus ini, jumlah kasus kekerasan seksual jauh lebih besar angkanya dari yang lainnya, hingga mencapai 60 korban kekerasan seksual. Sementara kekerasan fisik ada 28 korban, kekerasan pisikis ada 4 korban, kekerasan eksploitasi ada 2 korban, traficking 1 korban, penelantaran 1 korban dan yang lainnya 1 korban,” paparnya.
Baca Juga : Pelaku Kekerasan Seksual Anak Resmi Diberlakukan Hukuman Kebiri
“Sedangkan persoalan yang sama di tahun 2024 ini, khususnya di bulan Januari sampai Maret, kita baru mendapat laporan sebanyak 19 kasus kekerasan seksual, fisik maupun kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), dengan jumlah korban 3 orang perempuan, sisanya masih anak-anak, yang didominasi kekerasan seksual sebanyak 16 korban,” tambahnya.
Sementara itu Rika Kartika Sari, selaku Psikolog menerangkan, bahwa pihaknya selama ini selalu mendampingi korban kekerasan berbasis gender, khususnya kasus kekerasan seksual. Dimana Rika mengaku, selama Januari hingga Maret 2024 ini saja, dirinya saat ini masih mendampingi 15 perempuan korban kekerasan gender.
Baca Juga : Kasus Elisa Jadi Catatan Awal, Tingginya Angka Kekerasan Pada Perempuan di Pandeglang
“Selama ini kita selalu dampingi para korban kasus tindak kekerasan gender di Kabupaten Pandeglang ini. Seperti halnya hari ini saja, kita saat ini sedang mendampingi 5 korban pencabulan dan kekerasan seksual, dengan pelaku kebanyakan masih keluarga atau orang dekat dari korban,” ungkap Rika.
Menurutnya, persoalan kekerasan berbasis gender dewasa ini, bisa dikatagorikan mengkhawatirkan. Pasalnya, dari tahun ke tahun, kasus kekerasan seksual terhadap perempuan maupun anak, angkanya cenderung naik.
“Tingginya kasus kekerasan seksual dewasa saat ini, dipicu oleh berbagai hal, mulai dari tidak bijak dan tidak bertanggungjawab nya penggunaan internet, hingga pada krisis moral yang terjadi terhadap lingkungan itu sendiri. Sehingga hal-hal yang bersifat seksualitas, terkadang menjadi komoditi yang pada akhirnya mengakibatkan terjadinya kasus kekerasan seksual tersebut,” tutupnya. (Adytia)