SERANG,BINGAR.ID – Tim Terpadu penanganan konflik sosial tingkat Kabupaten Serang mengaku sudah membuat mapping guna mengantisipasi konflik antar masyarakat, baik selama tahapan maupun pasca-Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Serentak 11 Juli 2021 mendatang.
“Kami (Pemkab Serang), kepolisian dan TNI sebagai unsur pengamanan sudah membuat mapping permasalahan konflik yang kira-kira bakal terjadi, jadi nanti biar diantisipasi supaya tidak terjadi,” kata Asisten Daerah (Asda) I Bidang Adminitrasi Pemerintahan Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Serang, Nanang Supriatna, Kamis (24/6/2021).
Baca juga: Cegah Konflik Pilkades, Kesbangpol Mulai Petakan Kerawanan
Berdasarkan hasil rakoor, ada beberapa poin yang menjadi bahan perhatian dari Badan Kesbangpol pertama, menjelang Pilkades yang akan digelar pada 11 Juli 2021. Tahapan terakhir, sudah dilaksanakan tes tertulis yang di ikuti 27 desa.
“Itu efeknya bakal calon yang tidak lulus masih harus di perhatikan, begitupun yang lolos ke tahapan selanjutnya. Itu yang pertama,” terangnya.
Selain menjaga konflik selama tahapan Pilkades, diharapkan agar menjaga penyebaran Covid. Sebab, akan terjadinya kerumunan pada hari pencoblosan Pilkades salah satunya di Desa Ranjeng, Kecamatan Ciruas dengan jumlah sebanyak 10 ribu pemilih. Kemudian di Desa Cikande, Kecamatan Cikande sebanyak 13 ribu pemilih.
Baca juga: Pemkab Serang Lakukan Pemetaan di 144 Desa yang Selenggarakan Pilkades
“Itu pemilih akan berkumpul di satu tempat walaupun itu di sekat masing-masing TPS (tempat pemungutan suara), ada 33 TPS tapi di satu lokasi lapangan, nah sehingga dari rapat ini kami berfikir akan rawan penyebaran Covid. Sehingga, diusulkan ke Pemda atau pimpinan untuk bagaimana menanganinya,” ungkapnya,
Ia menambahkan, untuk masa kampanye dipastikan tidak ada pengumpulan massa.
“Tidak ada pengumpulan massa, mereka sudah punya tim masing-masing,” tuturnya.
Baca juga: Ratusan Balon Pilkades Serentak di Kabupaten Serang Ikuti Tes Tulis
Senada dikatakan Plt Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Serang, Adjat Gunawan. Dia menjelaskan, rakoor yang dilaksanakan untuk menyampaikan informasi agar konflik sosial yang akan terjadi tidak akan terjadi.
“Pada dasarnya kami mencegah secara dini agar tidak terjadi konflik sosial,” ujarnya singkat. (Syamsul/Red)