Tenaga Kesehatan “Tangguh”, Kerja Ekstra Ditengah Pandemi Covid-19

Tenaga Honorer di Puskesmas Bojong, Pitria Meiyani (Dok.Pribadi)

PANDEGLANG, BINGAR.ID – Pitria Meiyani (32), satu dari sekian banyak honorer tenaga kesehatan di Puskesmas Bojong, Kabupaten Pandeglang, mengaku harus kerja ekstra ditengah mewabahnya Covid-19 yang tak kunjung mereda.

Berbagai suka duka-pun ia rasakan, namun hal itu tak sedikitpun melemahkannya untuk mendedikasikan dirinya kepada masyarakat, memberikan pelayanan kesehatan.

Setiap ada pasien datang, ia harus berhadapan langsung dengan berbagai resiko yang harus diterimanya. Bahkan rasa waswas pun kerap menghantui, terlebih ketika ada pasien yang datang dari kota besar atau dari luar Bojong yang disertai keluhan batuk dan sesak napas.

Baca Juga : Sosok Surni, Penjual Jamu yang Mampu Menghidupi Keluarganya

Alih – alih kerja ekstra yang dilakukannya, ternyata penghasilan yang didapatnya terbilang tidak sebanding dengan kinerjanya. Namun terlepas dari itu semua, Fitria harus tetap bekerja melayani masyarakat, di kala pemerintah menetapkan Work From Home (WFH).

“Kita kerja sukarela. Kalau-pun honor per bulan, hanya Rp 150 ribu,” kata Pitria kepada bingar.id, Selasa (21/4/2020).

Ia mengaku, sudah mengabdikan dirinya selama 10 tahun. Ia bertekad harus tetap bekerja, untuk menghidupi anaknya. “Kalau enggak kerja, anak saya makan apa nanti pak,” tandasnya.

Selain itu tandasnya, kadang ia dapat penghasilan tambahan, saat ia mendapat tugas di luar, seperti Puskesmas Keliling, Namun sekarang dihentikan sementara.

“Sama piket, satu kali piket itu Rp 10 ribu. Jika diuji dengan pengeluaran, sangat jauh,” tuturnya.

Baca Juga : Hari Kartini : Perempuan Era Milenial Harus Cerdas dan Kritis

Ia khawatir ada masyarakat yang tidak mau mengaku saat dimintai keterangan tentang riwayat perjalanan dan penyakitnya.

“Saya khawatir tidak ada yang jujur sudah pergi dari mana saja. Apalagi masalah keluhan kesehatannya,” imbuhnya.

Bukan hanya itu, tantangan lainnya masih banyak masyarakat yang menyepelekan atau menganggap remeh dengan penyakit yang sedang mewabah ini.

“Bisa kita lihat langsung, banyak warga yang masih mondar-mandir keluar rumah enggak pakai masker, malah ada juga yang pepergian keluar daerah. Intinya, kita tak boleh panik, tapi harus tetap waspada,” pesannya. (Azis/Red)

Berita Terkait