JAKARTA, BINGAR.ID – Lembaga survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan sebagian besar publik menginginkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan menekan penyebaran Covid-19 dihentikan agar kegiatan ekonomi bisa berjalan kembali.
Survei yang digelar Indikator Politik Indonesia pada 24-30 September 2020 itu menggunakan metode wawancara lewat sambungan telepon. Sementara jumlah responden yang terlibat dalam survei ini sebanyak 1.200 orang.
Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional. Survie tersebut memiliki toleransi kesalahan sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Baca juga: PSBB di Pandeglang Tanpa Dukungan Anggaran Pemprov Banten
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi menyatakan sebanyak 55 persen responden menginginkan PSBB disetop. Sementara hanya 39 persen responden yang mendukung PSBB diterapkan kembali.
“Data PSBB sudah cukup dan bisa dihentikan agar ekonomi segera berjalan sebesar 55 persen, Sebaliknya PSBB dilanjutkan agar penyebaran virus corona bisa diatasi sebesar 39 persen,” kata Burhanuddin seperti yang dikutip dari CNN Indonesia, Senin (19/10/2020).
Burhanuddin menjelaskan bahwa persepsi masyarakat terkait penerapan PSBB cenderung fluktuatif dalam rentang Mei sampai September 2020. Namun, kata dia, kondisi sekarang berbanding terbalik dengan Juli 2020 lalu.
Baca juga: Lebak Berlakukan PSBB, Tujuh Kegiatan Ini Akan Dibatasi
Saat itu data survei Indikator menunjukkan bahwa jumlah responden yang menyebut PSBB bisa dihentikan mengalami sebesar 60,55 persen. Sementara responden yang menilai PSBB perlu dilanjutkan sebanyak 34,72 persen.
Burhanuddin menyatakan banyaknya responden yang menilai PSBB perlu disetop lebih besar karena faktor penerapan PSBB yang setengah hati. Menurutnya, masyarakat yang mendukung kesehatan tak melihat keberhasilan penerapan PSBB menekan penularan virus corona.
“Misalnya di daerah saya di Tangerang Selatan, dari dulu PSBB, saya rasa enggak ada bedanya. Itu mungkin yang dialami responden kita. Daripada enggak jelas, ada PSBB atau tidak, sami mawon, lebih baik dihentikan saja,” kata Burhanuddin.
Baca juga: Pemkot Ancam Tutup Tempat Hiburan Malam di Kota Serang yang Lewati Jam Operasional PSBB
Lebih lanjut, Burhanuddin menyatakan dalam survei kali ini masalah kesehatan kembali menjadi perhatian publik. Sebesar 60.4 persen meminta pemerintah fokus memprioritaskan isu kesehatan ketimbang ekonomi. Sementara 36,2 persen meminta pemerintah memprioritaskan masalah ekonomi ketimbang kesehatan.
“Pergeseran tersebut terjadi di setiap segmen demografi dan wilayah, dan pergeseran terbesar terutama terjadi pada kelompok pendidikan dan pendapatan yang semakin rendah, dan wilayah Banten, DKI dan Jawa Tengah,” ujarnya. (Agisna/Red)