SERANG, BINGAR.ID – Sebuah sesar lokal aktif terdeteksi di Kabupaten Pandeglang. Bernama Sesar Sunda, sesar ini terletak di Kawasan Ujung Kulon, Kecamatan Sumur.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut, Sesar Sunda mempunyai kekuatan gempa maksimal 7,2 magnitudo. Sesar ini tercatat pernah menimbulkan gempa di zaman purba.
Baca Juga : Diskusi “Ngopi Mantab” Soroti Perubahan Iklim Terhadap Terumbu Karang
“Untuk sesar lokal yang ada di Banten sementara saat ini yang sudah teridentifikasi itu baru ada satu, namanya sesar Sunda letaknya dekat Ujung Kulon. Kekuatan maksimalnya bisa di estimasi 7,2 (magnitudo),” kata Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Geofisika Tangerang, Dinda Ayu di Serang, Kamis (1/8/2024).
Dia menjelaskan, Sesar Sunda bersifat lokal, sehingga ketika menimbulkan guncangan, diperkirakan dampaknya tidak seluas dengan gempa yang diakibatkan sesar di lempeng laut sehingga kecil kemungkinan menimbulkan tsunami. Maka Dinda memastikan, sesar ini berbeda dengan megathrust, yang juga berpotensi melanda Kabupaten Pandeglang dan sejumlah daerah di Pulau Jawa.
Baca Juga : Ngopi Mantab, Diskusi Ciptakan Kemandirian Masyarakat Hadapi Bencana
“Efeknya sebenarnya kalau sesar lokal itu masyarakat lebih merasakan kalau terjadi gempa, karena memang dia posisinya di darat. Namun hanya masyarakat sekitar saja. Kalau Megathrust karena dia letaknya di lempeng laut, jadi misalnya ada gempa di Selatan Banten, itu teman-teman yang ada di Lampung atau di Jawa Barat bisa merasakan karena kan bidangnya luas, ya,” terangnya.
Dinda juga menjabarkan, Sesar Sunda ini tidak berkaitan dengan aktivitas kegempaan yang kerap terjadi di Selatan Pandeglang. Mengingat sumber gempa yang sering melanda Banten, disebabkan adanya aktivitas dalam lempeng Indo-Australia.
Baca Juga : KPP Banten dan PMI Cilegon Gelar “Ngopi Mantab” di Cipala
“Kalau Sesar Sunda itu sebenarnya lebih ke lokal, berarti dia akan ada aktivitasnya di situ aja, di Ujung Kulon. Kalau misalnya di sebelah selatan itu banyak aktivitasnya memang dari Megathrust atau dari intraslab, dari tumbukan lempeng, si Indo-Australia itu menghujam Eurasia, semakin lama kan dia bergerak terus ya itu akan tetap menimbulkan epicenter-epicenter terbaru, gempa-gempa baru,” ucap dia.
Dinda mengungkapkan, walaupun saat ini baru tercatat satu sesar lokal yang ada di Banten, namun bukan tidak mungkin nantinya akan ada sesar lokal baru yang terdeteksi. Sebab saat ini tengah dilakukan penelitian terhadap Sesar Walat yang juga berada di Banten Selatan.
“Kalau misalnya kita ngelihat dari sejarah sesarnya itu, sebenarnya disebelah selatan Banten itu, ya berarti ada di Kabupaten Pandeglang dan Lebak, itu ada namanya Sesar Walat, tapi itu masih dalam tahapan penelitian juga,” katanya.
Meski terdapat Sesar Sunda yang mempunyai daya gempa yang besar, Dinda mengingatkan masyarakat tidak panik. Masyarakat justru diimbau untuk mengenali lingkungan dan meningkatkan mitigasi. Masyarakat juga dituntut untuk mampu melakukan evakuasi mandiri tanpa harus menunggu arahan pemerintah ketika merasakan gempa maupun bencana alam lainnya.
“Mitigasi diri kalau ada gempa, jangan langsung lari tapi lindungi kepala dan leher. Kemudian tetap mencari informasi yang dapat dipercaya, jangan cepat panik pada informasi yang belum tentu kebenarannya. Harus dikonfirmasi juga bisa melalui kanal-kanal kami di BMKG untuk kroscek kebenarannya,” pesan Dinda. (Ahmad)