PANDEGLANG, BINGAR.ID – Ribuan bibit pohon mangrove mulai ditanam di pesisir pantai di Pandeglang oleh Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan Kampung Siaga Bencana (KSB). Penanaman ribuan bibit mangrove itu sudah berlangsung selama dua hari dan merupakan bagian dari gerakan menanam 50 ribu pohon mangrove disepanjang garis pantai di Kabupaten Pandeglang.
Ketua Tagana Kabupaten Pandgelang Ade Mulyana mengatakan, lokasi awal penanaman mangrove dilakukan di wilayah pesisir pantai Kecamatan Labuan yakni Pantai Caringin dan Cigondang.
Baca juga: Pesisir Pantai Labuan dan Carita Akan Ditanami Ribuan Mangrove
“Yang sudah tertanam kemarin 3 ribu pohon mangrove dan kalau digabung dengan hari ini kurang lebih sudah 5 ribu pohon mangrove. Penanaman baru di Kecamatan Labuan, yakni di Caringin, Teluk dan Cigondang,” ucap Ade, Minggu (17/1/2021).
Pihaknya menargetkan penanaman pohon mangrove bakal berlangsung sampai ke Kecamatan Sumur. Selain dilkaukan bersama KSB, pihaknha juga mempersilakan kepada pengunjung pantai yang ingin ikut serta untuk melakukan penanaman di sekitar pesisir pantai.
Baca juga: Bukan Hanya Mangrove, Terumbu Karang Juga Perlu Ditanam di Laut Pandeglang
Menurutnya, penanaman mangrove perlu lebih ditingkatkan guna menjaga pesisir pantai untuk mengurangi imbas daripada terjangan ombak apabila gelombang tinggi tiba.
“Selain bersama dengan KSB, kami ajak warga yang mau menanam juga. Karena, untuk menjaga kelestarian alam khusunya pantai,” ucapnya.
Sementara Ketua KSB Pandeglang, Beni Madsira berharap penanaman pohon mangrove bukan saja dijadikan sebagai ajang seremoni semata. Namun, ia mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat untuk bisa senantiasa menjaga kelestarian alam khusunya pantai.
Baca juga: Penanaman Ratusan Pohon Mangrove dan Camara untuk Jaga Kelestarian Pesisir Laut Malingping
Pasalnya, pada 2018 lalu Pandeglang memiliki sejarah bencana Tsunami Selat Sunda yang menimbulkan kerusakan hingga ratusan korban jiwa. Oleh karena guna menekan dampak bencana serupa, masyarakat ditekankan untuk dapat merawat tanaman yang saat ini mulai kembali digalakkan.
“Bukan saja pemerintah dan para relawan yang harus peduli, tapi masyarakat semua harus bisa menjaga kelestarian. Semoga dengan kegiatan kegiatan sosial ini bisa menjaga kelestarian dan mencegah terjadinya bencana,” tandasnya. (Syamsul/Red)