Ramai Isu Tsunami 20 Meter, Muncul Rekaman Suara Tentang Gempa dan Letusan Krakatau yang Ternyata Hoaks

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono (Foto: jpp.go.id)

JAKARTA, BINGAR.ID – Prediksi Institut Teknologi Bandung (ITB) tentang potensi tsunami setinggi 20 meter, di Selatan Pulau Jawa, dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.

Pasalnya, di saat bersamaan beredar rekaman suara atau voice note yang tersebar di media sosial grup Whatsapp dan menyebut akan terjadi gempa sebesar 8 skala richter (SR) akibat letusan Gunung Krakatau.

Rekaman voice note itu membuat resah masyarakat di sekitar pesisir pantai. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memastikan bahwa rekaman suara itu berita bohong alias hoaks.

“Informasi mengenai akan terjadinya gempa 8 skala richter (SR) akibat letusan Gunung Krakatau dalam rekaman tersebut dengan menyebutkan bahwa sumber info dari BMKG adalah berita bohong (hoaks) yang tidak layak dipercaya oleh masyarakat,” kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono dalam keterangan tertulis, Minggu (4/10/2020).

Baca Juga : Rangkasbitung Diguncang Gempa 5.4 Magnitudo, Tidak Berpotensi Tsunami

Dia menjelaskan bahwa rekaman berita bohong ini sebenarnya sudah pernah beredar sebelumnya, sehingga tidak perlu ditanggapi karena sengaja disebarkan ulang oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab dengan tujuan menciptakan kecemasan dan kepanikan masyarakat.

Oleh karena itu masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak meneruskan rekaman berita bohong tersebut kepada pihak lain agar mata rantai penyebaran berita bohong ini terputus dan berhenti.

Dia menyebut masyarakat bisa mendapatkan informasi terkait aktivitas gunung api dengan menghubungi lembaga yang berwenang, yaitu Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian ESDM.

Baca Juga : Meski Eks Tsunami, Pantai Carita Tetap Jadi Wisata Favorit saat Hari Libur

Sementara itu untuk mendapatkan informasi terkait aktivitas gempa tektonik, pastikan masyarakat mendapat informasi dari lembaga yang berwenang, yaitu BMKG.

Rahmat menambahkan hingga saat ini belum ada teknologi yang dapat memprediksi kapan, di mana, dan berapa besar kekuatan atau magnitudo gempa bumi akan terjadi, sehingga masyarakat diimbau untuk tidak percaya dengan ramalan gempa bumi. (Fauzan/Red)

Berita Terkait